Connect with us

DUNIA

Israel Kehabisan Amunisi, Gencatan Senjata dengan Iran Resmi Berlaku Usai 12 Hari Perang

Aktualitas.id -

Arsip foto - Asap mengepul dari sebuah bangunan yang menjadi sasaran serangan rudal Iran di Herzliya, Israel Tengah (17/6/2025). (Xinhua)

AKTUALITAS.ID – Setelah 12 hari konflik bersenjata intensif, Israel dan Iran resmi menyepakati gencatan senjata pada Selasa (25/6/2025). Kesepakatan ini diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, di tengah laporan bahwa militer Israel mulai kehabisan persediaan senjata dan amunisi.

Mengutip pejabat anonim di pemerintahan AS, NBC News melaporkan bahwa Israel mengalami kekurangan sejumlah persenjataan vital, khususnya amunisi, menyusul operasi militer besar-besaran terhadap Iran yang dimulai sejak 13 Juni lalu. Israel menuduh Iran secara diam-diam menjalankan program nuklir militer.

Iran menanggapi dengan meluncurkan serangan balasan bertajuk “Operation True Promise 3”, yang menargetkan beberapa fasilitas militer di Israel. Meski demikian, Teheran terus membantah tuduhan memiliki ambisi nuklir untuk kepentingan militer.

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, pada 18 Juni menegaskan bahwa hingga kini belum ditemukan bukti konkret bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir.

Ketegangan meningkat ketika AS turut campur dengan menggempur tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni. Tak tinggal diam, Iran membalas dengan meluncurkan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid milik militer AS di Qatar keesokan harinya.

Meskipun konflik sempat memanas, gencatan senjata akhirnya tercapai. Mantan Duta Besar Inggris untuk Suriah, Peter Ford, menyebut peluang perdamaian kini lebih besar. Menurutnya, Israel berada dalam posisi yang lebih terdesak akibat minimnya daya tempur dan lebih membutuhkan jeda konflik ketimbang Iran.

“Situasinya sangat rapuh, namun kesepakatan damai kemungkinan akan bertahan, meskipun potensi pelanggaran tetap ada,” ujar Ford kepada kantor berita RIA Novosti.

Gencatan senjata ini membawa harapan baru bagi stabilitas kawasan, meskipun ketegangan masih membayangi hubungan antara dua kekuatan regional tersebut. (YAN KUSUMA/DIN) 

TRENDING