DUNIA
Warga Gaza Berharap Perundingan di Mesir Jadi Jalan Terakhir Akhiri Derita Perang
AKTUALITAS.ID — Harapan besar kembali tumbuh di tengah puing-puing Jalur Gaza. Warga yang sudah lelah dengan perang berkepanjangan kini menanti hasil perundingan antara Hamas dan Israel yang digelar di Kota Sharm el-Sheikh, Mesir, sejak Senin (6/10/2025).
“Kami lelah dengan perang yang menghancurkan segalanya. Tidak ada tempat aman, bahkan anak-anak tidak lagi tahu apa itu tenang,” ujar Ismail Abu Shar, warga Deir al-Balah, Gaza Tengah, seperti dikutip Xinhua, Selasa (7/10/2025).
Ia menceritakan bagaimana wilayahnya dihantam serangan berbulan-bulan hingga membuat layanan dasar seperti listrik, air bersih, dan bahan bakar lumpuh total.
“Hidup sekarang seperti perjuangan setiap hari. Kami menunggu kabar perdamaian layaknya orang tenggelam yang menunggu pelampung,” tambahnya.
Suara senada datang dari Mohammed Rabie, warga Khan Younis, Gaza Selatan. Ia menegaskan seluruh penduduk Gaza bersatu menyerukan gencatan senjata permanen.
“Kami butuh kesepakatan yang menjamin rekonstruksi dan memulihkan martabat rakyat. Setelah semua kehancuran ini, setengah solusi tidak cukup,” ujarnya tegas.
Sementara itu, Ahmed Abdel Aal, warga Gaza City yang kini mengungsi ke Deir al-Balah, mengungkapkan penderitaan serupa.
“Hampir setiap keluarga kehilangan anggota keluarganya. Kami terus memantau berita dari Mesir dengan harapan bisa segera pulang dan hidup damai, agar anak-anak kami tumbuh tanpa rasa takut,” katanya.
Perundingan Hamas–Israel dimediasi Mesir dengan melibatkan pejabat keamanan Amerika Serikat (AS) dan Qatar. Delegasi Hamas yang dipimpin pejabat senior Khalil al-Hayya lebih dulu bertemu intelijen Mesir untuk membahas detail proposal dan mekanisme pelaksanaannya.
Hamas meminta Mesir menjamin agar kedua pihak benar-benar mematuhi kesepakatan, terutama terkait penghentian operasi militer, pembebasan tahanan, dan akses bantuan kemanusiaan.
Namun, Hamas juga khawatir Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mengabaikan kesepakatan tanpa langkah penegakan yang jelas.
Sebelumnya, Hamas telah menerima sebagian dari rencana 20 poin yang didukung Amerika Serikat, termasuk pembebasan semua sandera Israel yang ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023. Pejabat Israel memperkirakan masih ada 48 sandera, dengan 20 di antaranya diyakini masih hidup.
Meski diplomasi mulai menunjukkan harapan, bom masih berjatuhan di Gaza. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan 21 orang tewas dan 96 luka-luka dalam 24 jam terakhir, sementara banyak korban lain masih terjebak di bawah reruntuhan.
Sejak perang meletus setahun lalu, korban jiwa di pihak Palestina telah mencapai 67.160 orang, dengan lebih dari 169.000 luka-luka.
Di tengah keputusasaan itu, rakyat Gaza hanya ingin satu hal — perdamaian yang nyata, bukan janji di atas meja perundingan. (DIN)
-
NASIONAL01/12/2025 06:00 WIBUsut Viral Kayu Gelondongan di Banjir Sumatera, Komisi IV DPR Panggil Kemenhut
-
NASIONAL01/12/2025 12:00 WIBKorban Meninggal Banjir di Sumut, Sumbar, dan Aceh Mencapai 442 Jiwa
-
EKBIS30/11/2025 22:02 WIBJateng Siap Jadi Episentrum ‘Tani Merdeka’, Gerakan Akar Rumput dengan 7.500 Kordes
-
RAGAM01/12/2025 01:00 WIBDua Penghargaan BRICS Award 2025 untuk Dua Sastrawan Dunia
-
JABODETABEK01/12/2025 05:30 WIBWaspada! BMKG Keluarkan Peringatan Dini Hujan Lebat untuk Jabodetabek
-
NASIONAL30/11/2025 17:00 WIBTNI AL Kerahkan 5 Helikopter dan KRI, Bantu Korban Bencana di Sumatera
-
NASIONAL01/12/2025 07:00 WIBPrabowo Minta Seluruh Kekuatan Nasional Terjun Tangani Bencana di Sumatra
-
RAGAM30/11/2025 21:00 WIBFilm Agak Laen: Menyala Pantiku! Raup 1,2 Juta Penonton dalam 72 Jam

















