Connect with us

DUNIA

Meski Sudah Ada Gencatan Senjata, Israel Terus Gempur Wilayah Gaza

Aktualitas.id -

Seorang bocah Palestina memandang puing-puing menara Al-Sharouk yang hancur menyusul serangan udara Israel di Kota Gaza. (Foto: Xinhua)

AKTUALITAS.ID – Hamas dan Israel telah mencapai kesepakatan gencatan senjata dalam pertemuan di Sharm el-Sheikh, Mesir, berdasarkan proposal perdamaian yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Rencana proposal berisi 20 poin tersebut, yang pertama kali diumumkan pada 29 September mencakup pembebasan seluruh tawanan Israel dengan imbalan pelepasan tahanan Palestina, penghentian total serangan militer, perlucutan senjata Hamas, dan dimulainya program pembangunan kembali Gaza.

Namun kenyataannya militer Israel kembali melancarkan serangan udara di Jalur Gaza pada Kamis (9/10/2025) waktu setempat, hanya beberapa jam setelah perjanjian gencatan senjata dengan Hamas diumumkan.

Kondisi ini memicu kekhawatiran atas kelanjutan konflik dua tahun yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina tak berdosa.

Petugas medis dan saksi mata menyebutkan bahwa empat warga sipil terluka dalam serangan yang menargetkan sejumlah titik di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza. Asap tebal terlihat membumbung dari lokasi serangan.

Di bagian selatan Jalur Gaza, pasukan Israel juga dilaporkan menembaki beberapa wilayah di Khan Younis, mengakibatkan tiga orang terluka.

Serangan udara dan tembakan artileri terus berlangsung di berbagai area di dalam wilayah kantong Palestina tersebut, khususnya di lingkungan Tel Hawa dan Sabra di Kota Gaza.

Tembakan senjata berat dilaporkan terdengar tanpa henti di sejumlah wilayah Kota Gaza. Hingga kini belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban jiwa akibat serangan tersebut.

Militer rezim Zionis dukungan Amerika Serikat ini telah menewaskan hampir 67.200 warga tak berdosa Palestina di Jalur Gaza, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Serangan udara yang terus-menerus telah pun membuat wilayah kantong Palestina tersebut nyaris tak layak huni, serta memicu kelaparan dan penyebaran penyakit secara luas.

(Ari Wibowo/goeh)

TRENDING

Exit mobile version