Connect with us

DUNIA

Jelang Gencatan Senjata Fase Kedua, AS Dorong Aliran Bantuan ke Gaza

Aktualitas.id -

Arsip foto - Truk-truk pengangkut bantuan terlihat di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, 16 Oktober 2025. (Xinhua/Rizek Abdeljawad).

AKTUALITAS.ID – Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober. Fase pertama mencakup penghentian pertempuran, penarikan sebagian pasukan Israel, pertukaran sandera dan tahanan, serta masuknya bantuan kemanusiaan secara penuh ke wilayah Palestina tersebut.

Fase kedua, sebagaimana tercantum dalam rencana 20 poin Presiden AS Donald Trump, mencakup pengerahan Pasukan Stabilisasi Internasional, pelucutan senjata Hamas, penarikan penuh pasukan Israel, serta pembentukan komite teknokratis Palestina untuk memerintah Gaza secara sementara.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio, mengatakan Washington ingin peningkatan aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, termasuk ke wilayah-wilayah yang masih berada di bawah kendali Hamas.

“Kami ingin terus melihat aliran bantuan meningkat ke bagian-bagian Gaza yang masih berada di bawah kendali Hamas,” kata Rubio kepada wartawan dalam konferensi pers di Departemen Luar Negeri AS, Jumat (19/12/2025).

Ia menyatakan bahwa gencatan senjata saat ini masih berlaku dan permusuhan berskala besar telah mereda dibandingkan fase-fase awal perang, meski berbagai tantangan besar tetap ada.

Menurut Rubio, fokus saat ini adalah menyelesaikan sepenuhnya pelaksanaan fase pertama gencatan senjata sebagai langkah menuju fase kedua dan ketiga.

Ia menilai situasi relatif damai untuk sebagian besar waktu, meskipun terdapat dugaan pelanggaran. Rubio menambahkan bahwa menjaga kepatuhan terhadap kesepakatan membutuhkan pemantauan dan tindak lanjut yang dilakukan setiap hari secara berkelanjutan.

“Itulah sebabnya kami bergerak cepat, dengan prioritas mencapai tahap di mana pasukan stabilisasi sudah terbentuk, berada di bawah pengawasan dewan perdamaian, dan pada akhirnya dikelola oleh entitas teknokratis Palestina yang mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menjalankan pemerintahan,” ujarnya.

Rubio juga ditanya mengenai rencana pembentukan Pasukan Stabilisasi Internasional, termasuk kemungkinan peran Pakistan.

“Kami sangat berterima kasih kepada Pakistan atas tawarannya untuk terlibat,” katanya. “Namun, kami masih perlu memberikan sejumlah penjelasan tambahan sebelum meminta komitmen penuh dari pihak mana pun.”

Ia menjelaskan bahwa AS ingin terlebih dahulu mengumumkan pembentukan dewan perdamaian serta badan teknokratis Palestina yang akan menangani tata kelola harian di Gaza.

“Setelah itu terbentuk, barulah kami dapat memantapkan pasukan stabilisasi, termasuk mekanisme pendanaannya, aturan keterlibatan, serta perannya dalam proses demiliterisasi dan aspek lainnya,” ujar Rubio.

Terkait transisi ke fase kedua, Rubio mengatakan bahwa penyelesaian fase pertama menjadi prasyarat utama. Ia menegaskan pemerintah AS bekerja setiap hari untuk mencapai tahapan tersebut.

Warga Palestina menuduh Israel berulang kali melanggar gencatan senjata yang menghentikan perang selama dua tahun. Konflik tersebut dilaporkan telah menewaskan lebih dari 70.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 170.000 orang sejak Oktober 2023.

Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan sedikitnya 395 warga Palestina tewas dan 1.088 lainnya terluka akibat serangan Israel sejak gencatan senjata diberlakukan.


(Ari Wibowo/goeh)

TRENDING

Exit mobile version