EKBIS
Inflasi Tahunan Desember 2024 Terkendali di Angka 1,57%, Sesuai Target Pemerintah
AKTUALITAS.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahunan pada Desember 2024 berada di angka 1,57%, tetap dalam kisaran target pemerintah sebesar 2,5% plus minus 1%. Angka ini menunjukkan pengelolaan ekonomi nasional yang stabil meskipun terdapat tantangan global.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan bahwa inflasi tahunan ini mengalami kenaikan tipis dibanding November 2024 yang sebesar 1,55%, namun lebih rendah dari Desember 2023 yang mencapai 2,61%. “Indeks harga konsumen meningkat dari 105,15 pada Desember 2023 menjadi 106,80 pada Desember 2024,” ujar Pudji dalam konferensi pers hibrida di kantor BPS, Kamis (2/1/2025).
Secara spasial, dari 38 provinsi yang dipantau BPS, 37 provinsi mencatat inflasi, sementara Gorontalo menjadi satu-satunya provinsi yang mengalami deflasi sebesar 0,79%. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan, mencapai 5,36%.
“Pergerakan inflasi ini menunjukkan dinamika ekonomi regional yang beragam, namun tetap terkendali,” tambah Pudji.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang terbesar inflasi dengan angka 1,9% dan kontribusi sebesar 0,55% terhadap total inflasi. Komoditas seperti sigaret kretek mesin (0,13%), minyak goreng (0,11%), serta beras, kopi bubuk, bawang merah, dan ikan segar menjadi pendorong utama.
Di luar kelompok makanan, emas dan perhiasan juga memberikan andil signifikan dengan kontribusi 0,35%, diikuti oleh nasi dengan lauk sebesar 0,06%.
Di sisi lain, kelompok transportasi mencatat deflasi dengan kontribusi minus 0,04%. Penurunan tarif angkutan udara menjadi faktor utama dalam pengendalian harga di sektor ini.
Inflasi Desember 2024 terjadi di semua komponen. Komponen inti mencatat inflasi tahunan 2,26%, menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi 1,44%. Komoditas seperti emas, perhiasan, minyak goreng, dan biaya sewa rumah mendominasi andil pada komponen ini.
Sementara itu, komponen harga diatur pemerintah mencatat inflasi 0,56% dengan kontribusi 0,11%, didorong oleh produk tembakau seperti sigaret kretek mesin dan tangan. Komponen harga bergejolak mencatat inflasi 0,12% dengan kontribusi 0,02%, terutama dari beras, bawang merah, dan daging ayam ras.
Dengan inflasi yang terkendali, pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat terus menjaga momentum positif ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (YAN KUSUMA/RIHADIN)
-
EKBIS28/10/2025 10:30 WIBRupiah Menghijau Tipis, Yen Jepang Jadi Juara Asia Saat Peso Filipina Justru Anjlok
-
NASIONAL28/10/2025 15:00 WIB
Kemenhan: TNI Siapkan Langkah Awal Pengiriman Pasukan Pedamaian ke Gaza
-
EKBIS28/10/2025 11:45 WIBHarga Jual dan Buyback Emas Antam Kompak Merosot Rp 45.000 Pagi Ini
-
NASIONAL28/10/2025 11:00 WIBDKPP Copot Nasrul Muhayyang dari Jabatan Ketua Bawaslu Sulawesi Barat
-
POLITIK28/10/2025 19:00 WIBKPP-DEM Gelar Diskusi Media Bahas Digitalisasi Pemilu Bareng KPU, Bawaslu dan Kemkomdigi
-
NASIONAL28/10/2025 12:00 WIBIrjen Anwar: Anggota Polri Terlibat LGBT Langsung Dipecat Tanpa Hormat
-
NUSANTARA28/10/2025 12:30 WIBViral ‘Party’ di Kapal Pinishi, Anggota DPRD PAN Langkat Abaikan Maklumat Zulhas?
-
JABODETABEK28/10/2025 13:00 WIBCiliwung Meluap, Rendam 20 RT di Jakarta

















