Connect with us

Jabodetabek

Minggu Pagi, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Ketiga di Dunia

Published

pada

AKTUALITAS.ID – Jakarta kembali mencatat kualitas udara yang memprihatinkan. Berdasarkan data dari situs pemantau kualitas udara IQAir pada Minggu pagi (22/9/2024), Ibu Kota Indonesia ini menempati peringkat ketiga sebagai kota dengan udara terburuk di dunia. Pada pukul 06.40 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) Jakarta tercatat di angka 168, yang masuk dalam kategori tidak sehat. Partikel halus PM2.5 terdeteksi berada pada level 80 mikrogram per meter kubik.

Kondisi udara yang buruk ini menjadi ancaman bagi kesehatan warga, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan. Selain itu, kualitas udara yang tidak sehat juga dapat merugikan hewan sensitif, merusak tumbuhan, dan mengurangi nilai estetika lingkungan.

Menyikapi situasi ini, IQAir merekomendasikan agar masyarakat Jakarta menghindari aktivitas di luar ruangan. Jika terpaksa keluar, penggunaan masker sangat disarankan. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menutup jendela guna mencegah udara kotor masuk ke dalam rumah.

Selain Jakarta, Delhi, India, menduduki peringkat pertama kota dengan kualitas udara terburuk dengan AQI 174. Lahore, Pakistan, berada di posisi kedua dengan angka yang sama seperti Jakarta, yaitu 168. Sementara itu, Baghdad, Iraq, dan London, Inggris, berada di peringkat keempat dan kelima dengan AQI masing-masing 165 dan 159.

Dalam rangka mengatasi masalah polusi udara yang kian parah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah meluncurkan platform terintegrasi yang dilengkapi dengan 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang tersebar di berbagai wilayah kota. Data yang dikumpulkan dari SPKU ini dapat diakses oleh masyarakat melalui platform pemantau kualitas udara terbaru yang lebih komprehensif.

Platform ini juga mengintegrasikan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia, dan Vital Strategies, sehingga memberikan gambaran yang lebih luas mengenai kondisi kualitas udara di Jakarta.

Dengan langkah ini, diharapkan data mengenai kualitas udara di Jakarta bisa disajikan dengan lebih akurat dan membantu masyarakat dalam mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi kesehatan mereka di tengah situasi polusi yang memburuk. 

Masyarakat diharapkan terus memantau kondisi udara dan mengikuti rekomendasi untuk menjaga kesehatan di tengah tantangan polusi udara yang kian mengkhawatirkan. (NAUFAL/RAFI)

Trending

Exit mobile version