Connect with us

NASIONAL

CSIS: Pernyataan Sahroni dan Arogansi DPR Pemicu Kemarahan Masyarakat

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Gelombang demonstrasi yang melanda berbagai daerah dalam beberapa hari terakhir dinilai sebagai akumulasi kemarahan publik terhadap elite politik. Peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Nicky Fahrizal, menyebut dua pemicu utama: tekanan ekonomi yang menghimpit rakyat dan sikap arogan wakil rakyat.

“Banyak kebijakan yang tidak sesuai dengan nalar publik dan tidak tepat sasaran. Ditambah lagi sikap arogansi elite politik, itu juga memicu,” ujar Nicky kepada wartawan, Sabtu (30/8/2025).

Salah satu figur yang disorot adalah anggota DPR Ahmad Sahroni. Menurut Nicky, pernyataan Sahroni soal gaji dan tunjangan DPR, serta gaya hidup mewah di tengah krisis, menjadi pemantik kemarahan masyarakat.

“Model seperti Sahroni itu memicu. Ditambah anggaran DPR yang berlebihan, sementara rakyat terhimpit ekonomi,” katanya.

Nicky menilai pernyataan Sahroni yang menyebut wacana pembubaran DPR sebagai “ide orang tolol sedunia” sangat menyakitkan bagi publik, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit dan saluran aspirasi yang semakin menyempit.

“Pernyataan itu tidak perlu keluar. Menyakitkan masyarakat,” tegasnya.

Ia juga menyebut rotasi Sahroni dari Wakil Ketua Komisi III ke Komisi I DPR sebagai langkah kecil yang tidak cukup. Menurutnya, Sahroni seharusnya mundur dari keanggotaan DPR.

“Kalau dicopot dari Wakil Ketua Komisi III, itu baru langkah kecil. Harusnya mundur dari DPR,” ujarnya.

Lebih jauh, Nicky menyoroti ketimpangan gaya hidup pejabat yang tetap mewah di tengah seruan efisiensi anggaran. Ia menyebut pemerintah saat ini tidak menunjukkan keberpihakan terhadap keadilan sosial.

“Di sisi lain bicara efisiensi, tapi gaya hidup pejabat tetap mewah,” katanya.

Kemarahan publik semakin memuncak setelah insiden tewasnya driver ojek online, Affan Kurniawan, yang dilindas kendaraan taktis Brimob. Peristiwa tersebut menjadi pemicu tambahan aksi unjuk rasa yang semakin meluas. (Ari Wibowo/Mun)

TRENDING