Connect with us

Oase

Kritik Terhadap Moderasi Beragama dalam Perspektif Islam

Published

on

Kritik Terhadap Moderasi Beragama dalam Perspektif Islam. (ist)

AKTUALITAS.ID – Dalam beberapa dekade terakhir, konsep moderasi beragama telah menjadi topik yang hangat dibicarakan di berbagai kalangan, baik di Timur maupun di Barat. Moderasi beragama sering diartikan sebagai sikap tengah-tengah atau tidak ekstrem dalam menjalankan ajaran agama. Namun, dari perspektif Islam, terdapat beberapa kritik terhadap konsep ini yang didasarkan pada dalil-dalil hadis sahih.

Definisi Moderasi dalam Islam

Islam mengajarkan keseimbangan dan keadilan dalam segala aspek kehidupan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: 

“وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ” (البقرة: 143)

Artinya: “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (QS. Al-Baqarah: 143)

Ayat ini sering kali dijadikan landasan untuk konsep moderasi, yang dalam istilah Arab disebut “wasatiyyah.” Namun, penting untuk dipahami bahwa wasatiyyah dalam konteks Islam berarti keadilan, keseimbangan, dan tidak berlebihan dalam beribadah atau berkehidupan, bukan sekadar sikap tengah-tengah.

Kritik terhadap Moderasi Beragama

1. Kehati-hatian dalam Beragama

Rasulullah SAW bersabda:

“إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا، وَاسْتَعِينُوا بِالْغُدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ” (رواه البخاري)

Artinya: “Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidaklah seseorang memperberat agama kecuali dia akan kalah. Maka bersikap luruslah, mendekatlah (kepada kebenaran), dan gembirakanlah mereka. Serta mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan beribadah pada pagi, sore, dan sebagian dari malam hari.” (HR. Bukhari)

Hadis ini menekankan bahwa Islam adalah agama yang mudah dan tidak membebani. Moderasi dalam beragama menurut Islam adalah bersikap lurus dan tidak berlebihan, namun tetap teguh pada prinsip-prinsip agama.

2. Keseimbangan dalam Beribadah

Rasulullah SAW juga mengingatkan tentang keseimbangan dalam beribadah. Dalam sebuah hadis, disebutkan:

“إِنَّ لِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ” (رواه البخاري)

Artinya: “Sesungguhnya tubuhmu mempunyai hak atasmu, keluargamu mempunyai hak atasmu, maka berikanlah setiap yang berhak itu haknya.” (HR. Bukhari)

Hadis ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan keseimbangan dalam semua aspek kehidupan, termasuk beribadah. Moderasi dalam beragama bukan berarti mengurangi kualitas ibadah, tetapi memastikan setiap aspek kehidupan terpenuhi dengan adil.

Kritik terhadap konsep moderasi beragama dari perspektif Islam lebih menitikberatkan pada pemahaman yang tepat tentang keseimbangan dan keadilan. Moderasi dalam Islam bukanlah sikap yang mengambil jalan tengah dalam segala hal tanpa mempertimbangkan prinsip-prinsip agama, tetapi lebih pada sikap yang tidak berlebihan dan tetap teguh pada ajaran yang benar. Dalil-dalil hadis menegaskan pentingnya keseimbangan dalam beragama dan kehidupan sehari-hari, yang merupakan esensi dari moderasi yang sebenarnya dalam Islam.

Moderasi beragama, ketika dipahami dan diaplikasikan dengan benar, dapat menjadi jalan tengah yang membawa kepada kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan, baik dalam kehidupan beragama maupun dalam kehidupan bermasyarakat. (KAISAR/RAFI)

OASE

INFOGRAFIS

WARGANET

Trending