Connect with us

Oase

Said bin al-Musayyib: Ahli Takwil Mimpi dan Pemuka Agama yang Berpengaruh

Published

on

AKTUALITAS.ID – Said bin al-Musayyib, seorang ulama terkemuka dari kalangan tabiin, dikenal bukan hanya karena kepakarannya dalam ilmu hadits dan fikih, tetapi juga sebagai ahli dalam menafsirkan mimpi. Keanggalan Said dalam memahami makna mimpi dijelaskan oleh sejarawan terkemuka, adz-Dzahabi, yang menyatakan bahwa ia adalah orang paling kompeten dalam takwil mimpi.

Said bin al-Musayyib mempelajari takwil mimpi dari Asma binti Abu Bakar, yang juga mendapatkan ilmu tersebut dari ayahnya, Abu Bakar as-Siddiq. Dalam karya Ibnu Sa’ad yang berjudul Ath-Thabaqat, diceritakan bahwa Said telah memberikan banyak penafsiran mimpi kepada masyarakat di sekitarnya.

Salah satu kisah yang mencolok adalah ketika seorang lelaki mengaku telah bermimpi bertemu dengan Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Dalam mimpinya, lelaki tersebut melukakan sang khalifah dan mengikatnya dengan empat tali. Ketika didatangi, Said bin al-Musayyib enggan mengungkapkan penafsiran mimpinya, mengatakan, “Aku tidak akan memberitahukannya kepadamu walaupun engkau telah memberitahukan perihal mimpi ini kepadaku.” Namun, ketika Ibnu Zubair juga bermimpi hal serupa, Said akhirnya memberikan tafsirnya, yang meramalkan bahwa Ibnu Zubair akan dibunuh oleh Abdul Malik dan bahwa Khalifah akan memiliki empat putra yang kelak menjadi khalifah.

Menariknya, Hasan bin Ali, cucu Rasulullah SAW, juga bermimpi melihat tulisan “Qul Huwallahu Ahad” di kedua matanya. Saat mimpinya disampaikan kepada Said, ia menyatakan, “Jika memang mimpinya benar, katakanlah kepadanya bahwa dirinya tidak akan hidup lebih lama lagi.” Ramalan ini terbukti benar, karena Hasan meninggal beberapa hari setelah bermimpi.

Sebagai pemuka agama di Madinah, Said bin al-Musayyib mendirikan majelis ilmu yang selalu dihadiri banyak jemaah. Ia memainkan peran penting dalam membimbing umat Islam setelah wafatnya banyak sahabat Nabi, memberikan pemahaman keislaman yang luas tidak hanya di Madinah dan Hijaz, tetapi juga di seluruh dunia Islam.

Di antara murid-muridnya terdapat nama-nama besar seperti Ibnu Syihab al-Zuhri, Salim bin Abdullah bin Umar, dan Urwah bin Zubair. Ibnu Syihab, yang kemudian menjadi guru bagi Imam Malik, mengembangkan ilmu syariat yang terus dipelajari hingga kini.

Said bin al-Musayyib wafat pada tahun 94 Hijriyah, meninggalkan warisan intelektual yang mendalam dan terus menjadi rujukan bagi kaum Muslimin yang mencari pengetahuan serta fatwa dari Ahlul Madinah. Keahliannya dalam bidang ilmu agama dan tafsir mimpi menunjukkan betapa besar kontribusinya dalam sejarah pemikiran Islam. (Enal Kaisar)

Trending