Connect with us

OASE

Sayyidina Ali bin Abi Thalib: Sang Singa Allah yang Takluk oleh Cinta

Aktualitas.id -

Ilustrasi. Sayyidina Ali bin Abi Thalib: Sang Singa Allah yang Takluk oleh Cinta

AKTUALITAS.ID – Sayyidina Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai salah satu sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW yang memiliki keberanian, kecerdasan, serta kekuatan luar biasa. Salah satu bukti nyata kekuatannya terjadi dalam Perang Khaibar, di mana kaum Muslim menghadapi benteng pertahanan Yahudi yang kokoh.

Dalam pertempuran tersebut, umat Muslim mengalami dua kali kegagalan dalam upaya menaklukkan benteng Khaibar. Kaum Yahudi pun semakin meremehkan pasukan Islam. Namun, keadaan berubah ketika Rasulullah SAW menunjuk Sayyidina Ali untuk memimpin serangan. Dengan keberanian yang luar biasa, Sayyidina Ali berhasil merobohkan gerbang benteng yang beratnya diperkirakan mencapai 900 kilogram. Bahkan, atas izin Allah SWT, beliau menggunakan gerbang tersebut sebagai jembatan bagi pasukan Muslim untuk menyerang musuh.

Keperkasaan dan strategi brilian Sayyidina Ali membawa kemenangan besar bagi umat Islam. Tidak heran, beliau mendapat julukan Asadullah, yang berarti Singa Allah.

Cinta Sejati yang Membuatnya Tak Berdaya

Di balik sosoknya yang gagah dan kuat, Sayyidina Ali menyimpan kelembutan hati yang mendalam, terutama terhadap istrinya, Sayyidah Fatimah Az-Zahra, putri tercinta Rasulullah SAW. Namun, kebahagiaan mereka tak berlangsung lama. Setelah enam bulan wafatnya Rasulullah SAW, Sayyidah Fatimah menyusul ayahnya ke pangkuan Ilahi.

Sebelum wafat, Sayyidah Fatimah sudah merasakan bahwa ajalnya semakin dekat. Ia mandi, mengenakan pakaian terbaiknya, lalu berbaring menghadap Sayyidina Ali seraya berpesan agar dirinya dimakamkan secara sederhana tanpa pelayat. Sayyidina Ali yang mendengar pesan ini tak kuasa menahan tangis. Namun, panggilan shalat membuatnya harus pergi ke masjid.

Saat ia sedang shalat, dua putranya, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain, datang membawa kabar duka: Sayyidah Fatimah telah berpulang. Dengan hati remuk, Sayyidina Ali bergegas pulang, menemukan istrinya telah terbujur kaku, meninggalkan dirinya dan anak-anak mereka.

Perpisahan yang Menggetarkan Hati

Saat mengangkat jenazah Sayyidah Fatimah menuju pemakaman, Sayyidina Ali tak kuasa menahan air mata. Beban yang ia pikul bukanlah berat jasad istrinya, melainkan beratnya perasaan kehilangan yang mendalam. Ia pun berkata dengan suara bergetar,

“Telah datang kepadaku sekuntum bunga dari surga, dan kini ia telah kembali ke surga. Akan tetapi, aroma wanginya akan selalu membekas dalam pikiranku.”

Di liang lahat, kesedihan Sayyidina Ali semakin memuncak. Sayyidina Hasan, yang melihat ayahnya menangis terisak, bertanya, “Wahai ayah, mengapa engkau menangis sedemikian rupa?”

Dengan mata yang basah, Sayyidina Ali menjawab,

“Aku teringat pesan kakekmu, Rasulullah SAW. Beliau berkata, ‘Kelak, jika putriku Fatimah telah tiada, wahai Ali, maka akulah yang akan pertama kali menerima jasadnya di liang lahat.’ Demi Allah, wahai Hasan putraku, aku melihat tangan kakekmu Rasulullah SAW menerima jasad ibumu, Fatimah. Aku melihat beliau menciumi wajah suci ibumu.”

Kemudian, Sayyidina Ali dengan penuh kepasrahan berbisik,

“Wahai Rasulullah, kini aku kembalikan amanah yang telah engkau berikan kepadaku. Aku kembalikan belahan jiwamu, yang setiap engkau rindu akan surga, engkau cium wajahnya.”

Pelajaran dari Kisah Sayyidina Ali

Kisah Sayyidina Ali mengajarkan bahwa sekuat apa pun seorang manusia, ada saatnya ia merasa tak berdaya, terutama ketika kehilangan seseorang yang dicintainya. Kekuatan fisik bisa mengalahkan musuh di medan perang, tetapi hati yang terluka karena perpisahan adalah ujian yang lebih berat.

Begitu dalamnya cinta Sayyidina Ali kepada Sayyidah Fatimah, hingga perpisahan dengannya menjadi pukulan paling menyakitkan dalam hidupnya. Kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa cinta sejati bukan hanya tentang kebersamaan, tetapi juga tentang kesetiaan hingga akhir hayat.

Semoga Allah SWT merahmati Sayyidina Ali dan Sayyidah Fatimah, serta menjadikan kisah mereka sebagai inspirasi bagi kita dalam mencintai dan menjaga hubungan dengan orang-orang terkasih. Aamiin. (YAN KUSUMA/RIHADIN)

TRENDING