Connect with us

OASE

“Singa Allah” Berpulang: Nubuat Rasulullah SAW Terbukti di Subuh Berdarah

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Sosok Ali bin Abi Thalib, bukan hanya dikenal sebagai sahabat karib dan menantu Rasulullah SAW, namun juga sebagai khalifah keempat yang gagah berani. Gelar “Singa Allah” yang melekat padanya seolah menggambarkan ketangguhan dan keberaniannya. Namun, takdir berkata lain. Sebuah nubuat yang pernah diucapkan Rasulullah SAW bertahun-tahun sebelumnya, akhirnya menjadi kenyataan di waktu subuh yang kelabu.

Kisah tragis ini bermula dari sabda Rasulullah SAW kepada Ali, “Sungguh, orang yang paling binasa dari umat terdahulu adalah para penyembelih unta (dari kaum Nabi Shalih). Dan, manusia yang paling celaka dari umat ini (umat Islam) adalah yang membunuhmu, wahai Ali.” Beliau bahkan menunjuk kening Ali, menandakan titik di mana pedang sang pembunuh akan menghujam.

Waktu berlalu, dan kekacauan politik sepeninggal Khalifah Utsman bin Affan melahirkan kelompok-kelompok ekstrem seperti Khawarij dan Rafidhah. Khawarij, dengan pemahaman sesatnya, bahkan menghalalkan darah Ali. Rencana pembunuhan pun disusun, dan Ibnu Muljam ditunjuk sebagai eksekutor.

Pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriah, saat fajar menyingsing, Ali berjalan menuju masjid untuk menunaikan shalat Subuh. Tanpa disangka, Ibnu Muljam dengan pedang beracunnya menebas kening sang khalifah. Jamaah terkejut, segera membawa Ali yang terluka parah ke rumahnya.

Sayangnya, racun yang merenggut nyawa Ali bekerja terlalu cepat. Dua hari berselang, “Pintu Ilmu” itu menghembuskan napas terakhirnya. Pemakamannya di Najaf dilakukan secara diam-diam pada malam hari.

Wafatnya Ali bin Abi Thalib menandai berakhirnya era Khulafaur Rasyidin, sebuah periode kepemimpinan yang berdasarkan ajaran Islam murni. Setelahnya, sistem kekhalifahan berubah menjadi sistem dinasti dengan berdirinya Bani Umayyah di Damaskus, yang kemudian digantikan oleh Bani Abbasiyah di Baghdad. Kisah wafatnya Ali tidak hanya menjadi catatan sejarah kelam, namun juga pengingat akan kebenaran nubuat Rasulullah SAW dan gejolak politik yang mewarnai awal perkembangan Islam. (Mun/Yan Kusuma)

TRENDING