Connect with us

OASE

Di Balik Benteng Perang Khandaq: Keberanian Luar Biasa Sayyidatina Shafiyah Membunuh Intel Yahudi

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Di tengah ketegangan Perang Khandaq pada tahun ke-5 Hijriyah, sebuah tindakan heroik seorang wanita paruh baya menjadi penentu keselamatan kaum Muslimah. Sayyidatina Shafiyah binti Abdul Muthalib, bibi Nabi Muhammad SAW, menunjukkan keberanian luar biasa dengan seorang diri membunuh seorang intel Yahudi yang hendak menyusup ke benteng pertahanan para wanita. Aksinya tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga mematahkan moral musuh yang bersiap menyerang.

Kisah ini terjadi saat kaum Muslimin menghadapi kepungan pasukan Ahzab dalam Perang Khandaq. Rasulullah SAW menempatkan para wanita dan anak-anak di dalam sebuah benteng yang dijaga oleh penyair Nabi, Sayyidina Hasan bin Tsabit RA. Mengetahui hal ini, kaum Yahudi yang berkhianat melihat celah untuk menyerang titik terlemah kaum Muslimin. Mereka pun mengirim seorang mata-mata untuk memastikan kondisi benteng tersebut.

Kecurigaan Sayyidatina Shafiyah terbukti. Ia melihat seorang pengintai musuh mendekat dengan gerak-gerik mencurigakan. Segera ia melapor kepada Hasan bin Tsabit, “Wahai Hasan, ada mata-mata Yahudi mengintai kita. Keluarlah dan bunuh dia!”

Namun, Sayyidina Hasan yang dikenal dengan sifatnya yang lembut dan bukan seorang pejuang, merasa tidak sanggup. Tanpa ragu, Shafiyah, yang saat itu berusia 58 tahun, mengambil sebuah tiang kemah, keluar dari benteng, dan menghantam kepala intel tersebut hingga tewas seketika.

Keberaniannya tidak berhenti di situ. Ia kembali meminta Hasan untuk mengambil barang-barang milik mata-mata itu dan memenggal kepalanya sebagai pesan bagi musuh. Setelah Hasan kembali menyatakan ketidaksanggupannya, Sayyidatina Shafiyah melakukannya sendiri. Ia memenggal kepala musuh itu dan melemparkannya ke luar benteng.

Melihat kepala rekan mereka terlempar dari benteng, pasukan Yahudi yang menunggu di luar menjadi gentar. “Kita sudah duga, Muhammad tidak akan meninggalkan para wanita tanpa penjaga,” kata mereka, lalu mengurungkan niat menyerang, sebagaimana dikutip dari kitab Usudul Ghabah.

Tindakan cerdas dan berani dari Sayyidatina Shafiyah ini menjadi bukti kontribusi wanita dalam perjuangan Islam tidak terbatas pada peran domestik. Keberaniannya, baik saat di Perang Khandaq maupun ketika ia memukul mundur pasukan yang lari di Perang Uhud, mengukuhkan posisinya sebagai Srikandi Islam sejati. Di usia yang tak lagi muda, ia membuktikan kekuatan iman dan semangat jihad mampu mengalahkan segala keterbatasan fisik, meninggalkan warisan inspiratif bagi generasi Muslimah hingga kini. (Mun)

Continue Reading

TRENDING