OTOTEK
Dominasi Google Digoyang: Netizen Beralih ke AI dan Komunitas

AKTUALITAS.ID – Raksasa mesin pencari Google Search kini menghadapi tantangan serius. Data terbaru menunjukkan netizen mulai beralih ke teknologi kecerdasan buatan (AI) dan komunitas online sebagai sumber informasi utama, meninggalkan dominasi Google yang telah bertahan puluhan tahun.
OpenAI, pengembang ChatGPT, makin serius menantang posisi Google. Pembaruan fitur pencarian pada chatbot mereka menawarkan respons yang lebih komprehensif, terkini, dan pemahaman pertanyaan yang lebih baik. Tak hanya itu, ChatGPT kini mampu mengingat percakapan yang lebih panjang, menjanjikan pengalaman pencarian yang lebih efektif dan minim respons berulang. Meskipun masih dalam tahap pengembangan dan sesekali membuat kesalahan, layanan ini mampu memberikan ringkasan konten dari berbagai situs web lengkap dengan tautan sumbernya.
Faktor-faktor yang Mengikis Kepercayaan pada Google
Pergeseran perilaku netizen ini bukan tanpa alasan. Teknologi AI dan platform media sosial baru seperti TikTok kini menjadi alternatif populer untuk mencari rekomendasi, tutorial, hingga informasi mendalam. Survei yang dilakukan The Verge berkolaborasi dengan tim Research dan Insights dari Vox Media serta Two Cents Insights mengungkap tren menarik:
42% responden merasa mesin pencari seperti Google makin tidak berguna.
66% menilai kualitas informasi di internet kian buruk dan sulit menemukan sumber yang bisa diandalkan.
55% memilih bertumpu pada komunitas mereka untuk mencari informasi terbaru, mengalahkan platform pencarian.
52% beralih ke chatbot AI dan platform alternatif seperti TikTok untuk mencari informasi, ketimbang mengandalkan Google.
Salah satu penyebab utama adalah maraknya konten bersponsor. 76% responden mengeluhkan lebih dari seperempat hasil pencarian belanja online di Google menampilkan konten berbayar, dan hanya 14% di antaranya yang benar-benar membantu.
Generasi muda menjadi pelopor perubahan ini. 61% Gen Z dan 53% milenial telah menggunakan AI sebagai pengganti Google untuk mencari informasi spesifik. Berbagai alat AI lain seperti Perplexity, iAsk.Ai, Komo AI, Brave Search, Andi Search, hingga You.com kini tersedia sebagai alternatif.
Tekanan regulasi dari Uni Eropa dan AS terkait dugaan monopoli Google juga menambah deretan tantangan yang harus dihadapi raksasa teknologi asal Mountain View ini. Apakah ini awal dari era baru di mana AI dan komunitas akan mengambil alih peran sentral dalam pencarian informasi? Menarik untuk dinantikan bagaimana Google akan merespons tren pergeseran perilaku pengguna ini. (Mun)
-
DUNIA17/06/2025 10:15 WIB
Trump Tantang Iran: Mereka Tak Akan Menang Lawan Israel, Lebih Baik Segera Berdamai
-
FOTO17/06/2025 17:20 WIB
FOTO: Penampakan Uang Sitaan Rp2 Triliun dari Kasus CPO Wilmar Group
-
NASIONAL17/06/2025 04:30 WIB
BP Taskin dan BGN Bersatu Bangun 1.000 “Dapur Sehat” di Pelosok Negeri
-
DUNIA17/06/2025 12:15 WIB
Dunia di Ujung Tanduk: Pakistan Ancam Balas Israel dengan Nuklir Jika Iran Diserang
-
RAGAM17/06/2025 13:30 WIB
Makanan Pedas Bantu Kendalikan Porsi Makan
-
NASIONAL17/06/2025 14:00 WIB
Bahas Soal Empat Pulau, Kemendagri Undang Gubernur Sumut dan Gubernur Aceh
-
EKBIS17/06/2025 10:45 WIB
Rupiah Melemah ke Rp16.300/USD, Waspadai Gejolak Geopolitik & Kebijakan Bank Sentral
-
JABODETABEK17/06/2025 05:30 WIB
Waspada Cuaca Ekstrem! Bekasi dan Bogor Diprediksi Diguyur Hujan Lebat 17-18 Juni 2025