Connect with us

POLITIK

Ngabalin Pertanyakan Politik Islam yang Bisa Mengarahkan Orang?

AKTUALITAS.ID – Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi KSP, Ali Mochtar Ngabalin menyampaikan tidak menutup kemungkinan banyak pihak yang menggunakan Islam dalam berpolitik karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas Islam terbanyak. Namun, Ngabalin mengatakan umat Islam di Indonesia harus mampu bertoleransi dengan masyarakat non-muslim yang menjadi penduduk minoritas. “Maka […]

Published

on

AKTUALITAS.ID – Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi KSP, Ali Mochtar Ngabalin menyampaikan tidak menutup kemungkinan banyak pihak yang menggunakan Islam dalam berpolitik karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas Islam terbanyak.

Namun, Ngabalin mengatakan umat Islam di Indonesia harus mampu bertoleransi dengan masyarakat non-muslim yang menjadi penduduk minoritas.

“Maka negeri ini mestinya memberikan ruang dan waktu kepada siapa saja yang hidup berdiam diri di negeri ini. Saudara-saudara kita keluarga besar kita dari Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Konguchu tidak boleh merasa resah terganggu dan gelisah untuk hidup di negeri ini,” ujar Ngabalin usai acara diskusi Islam Politik di Indonesia, Jalan Brawijaya IX, Rabu, (27/2/2019).

“Karena negeri ini diperoleh dari semua kerja keras the fonding father kita. Itu sebabnya ketika kita bicara tentang Islam, Politik Islam mana sih yang dipakai untuk bisa mengarahkan orang itu berpolitik dengan baik,” tambahnya.

Dia pun mempertanyakan perihal ke-Islaman seseorang yang kerap mencaci maki pasangan calon presiden untuk menjatuhkan nama baiknya.

“Apakah Islam mengajarkan tentang caci maki menghujat memfitnah menyebarkan berita bohong dengan gampang orang memilih si A dan orang tidak memilih si B itu adalah orang murtad itu adalah orang kafir atau orang yang menistakan agama atau orang memilih si B dan tidak memilih si A kemudian mereka musrik dan kafir? Agama apa yang dipakai?,” ungkapnya.

“Tuntunan dan rasul mana yang mengajarkan kalian? Enggak bisa, republik ini tidak boleh ditinggalkan meninggalkan legacy meninggalkan budaya-budaya yang tifak bisa memberikan pengajaran kepada publik Indonesia,” tandasnya. [Raiza]

Continue Reading

Trending