Connect with us

RAGAM

Pacu Jalur, Memacu Pengembangan Budaya Nasional Menuju Global

Aktualitas.id -

Festival Pacu Jalur. FOTO/wonderfulimages.kemenparekraf.go.id

AKTUALITAS.ID – Pelaksanaan Pacu Jalur tahun ini berpotensi memberikan kontribusi ekonomi dari sektor pariwisata untuk Provinsi Riau. Data dari Dinas Pariwisata Provinsi Riau memprediksi adanya lonjakan jumlah wisatawan sebesar 30 persen dibandingkan dari tahun sebelumnya.

Olahraga tradisional Pacu Jalur beberapa waktu belakangan ini menjadi pusat perhatian warganet baik di dalam negeri, maupun di luar negeri.

Para pedayung di Kuantan Singingi, Riau yang berlomba adu kecepatan membelah sungai seakan mendapatkan semangat dari aksi penari cilik di ujung perahu atau jalur.

Aksi sang penari cilik yang menghadirkan gerakan spontan nan ikonik di ujung perahu atau jalur itu pun menarik perhatian, pasalnya di tengah kecepatan perahu yang melaju kencang, sang penari harus menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh ke sungai.

Rayyan Arkan Dhika, salah satu penari pacu jalur berusia 11 tahun yang terkenal lewat jalur media sosial berkat tren yang disebut “aura farming”, mengakui bahwa ia pernah beberapa kali terjatuh saat beraksi di atas perahu. Namun rupanya hal itu tak menyurutkan tekadnya menjadi seorang penari Pacu Jalur.

Tarian ala Rayyan Arkan Dhika ramai di salah satu platform media sosial bahkan dikenal hingga kancah internasional. Sederet selebritas dalam negeri dan pemain sepak bola dunia, sebut saja Neymar, Travis kece hingga pembalap Marc Marquez turut meramaikan konten pribadi mereka dengan tarian pacu jalur.

Konten yang kerap diwarnai dengan lagu latar “Young Black and Rich” yang dilantunkan oleh Rapper asal Amerika Serikat Melly Mike ini pun berhasil mendapat apresiasi dari sang penyanyi.

Bahkan, sang penyanyi mengatakan bakal menyambangi Indonesia untuk hadir di Riau dan meramaikan tradisi pacu jalur pada 20 hingga 24 Agustus 2025.

Mulanya, jalur atau perahu kayu yang terbuat dari sebatang kayu utuh yang berusia di atas 100 tahun merupakan transportasi logistik hasil bumi di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau pada abad ke-17.

Jalur yang mampu menampung sekitar 40-60 penumpang itu kemudian berkembang menjadi sebuah ajang olahraga tradisional dan menjadi sebuah festival tahunan terbesar di Kuansing bahkan menjadi festival yang dinantikan untuk meramaikan HUT Kemerdekaan RI yang biasa digelar di sungai Batang, Kuantan, Teluk Kuantan.

Sejarawan lulusan Universitas Indonesia Allan Akbar menilai bahwa tren aura farming merupakan aksi gerak spontan di haluan perahu yang mampu memengaruhi kepercayaan diri sekaligus membuai perasaan penonton.

Menurut dia, tradisi ini lebih dari sekedar olahraga, tapi mengandung nilai kolaborasi, solidaritas, dan identitas sosial.

Pria yang juga tergabung dalam komunitas Klub Tempo Doeloe ini menjelaskan bahwa jalur atau perahu yang didayung oleh puluhan orang ini pun memiliki keselarasan penuh makna yang secara filosofis menyatukan nilai-nilai gotong royong, kekompakan, identitas budaya, semangat kolektif dan akar spiritual masyarakat Kuansing.

Meski Pacu Jalur sempat menjadi perdebatan warganet negara tetangga ihwal asal muasal, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa tradisi pacu jalur telah lama ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia, hal ini tercatat dalam SK Penetapan nomor 186/M.2015 berasal dari Provinsi Riau.

Penetapan itu pun menjadi perlindungan hukum dan pengakuan nasional terhadap budaya lokal. Fadli Zon juga mengatakan bahwa tradisi ini telah hadir selama lebih dari 100 tahun dan selalu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kuansing untuk merayakan hari-hari besar.

Fadli menyerukan agar ekspresi budaya semacam ini dapat terus berkembang di masyarakat melalui diskusi kebudayaan. Menbud juga menginisiasi agar pacu jalur dapat tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda yang diakui UNESCO.

“Memang antrean (mencatatkan ke UNESCO) cukup banyak, namun ini merupakan bagian dari tradisi budaya yang panjang, ratusan tahun. Kita harapkan bisa kita perjuangkan, kita buatkan kajian, naskah akademik serta dossier, dengan informasi yang ada akan lebih mudah untuk kita daftarkan,” ujar Fadli.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Riau juga telah menjadikan Rayyan Arka Dikha sebagai duta pariwisata Riau berkat tarian viral yang ia lakukan.

Pemkab Kuansing pun berupaya untuk mengembangkan pacu jalur sebagai bagian dari ekosistem kebudayaan dan pariwisata daerah.

Terkait pariwisata, atraksi lokal ini pun telah masuk dalam agenda Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025 sebagai bentuk dukungan mempromosikan pariwisata Indonesia berbasis tradisi dan budaya lokal ke kancah global.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhani mengungkapkan bahwa fenomena pacu jalur menunjukkan kekayaan budaya Indonesia yang memiliki keunikan dan daya tarik, terlebih bila dikemas secara menarik ada era digital ini.

Festival Pacu Jalur menjadi salah satu dari empat acara dari Provinsi Riau yang terpilih sebagai KEN 2025, salah satu program strategis Kementerian Pariwisata dalam mendukung penyelenggaraan acara-acara berkualitas dan memiliki ciri khas Indonesia, sejalan dengan program prioritas acara ber-IP Indonesia.

Ia mengatakan dukungan terhadap Pacu Jalur melalui agenda KEN sudah dilakukan sejak tahun 2022.

Pada penyelenggaraannya tahun ini, Kementerian Pariwisata memberikan dukungan berupa digencarkannya promosi melalui owned-media KEN, Wonderful Indonesia, Pesona Indonesia dan Event by Indonesia dengan pembuatan konten-konten di media sosial dan juga tap in comment di akun-akun besar yang mengunggah tentang aura farming.

Selain itu, Kementerian Pariwisata melalui program KEN juga telah berkolaborasi dengan industri pariwisata seperti online travel agent (OTA) Atourin dalam melaksanakan promosi event KEN bersama dan membuat paket perjalanan ke Festival Pacu Jalur melalui program Open Trip With (OTW) KEN untuk menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara.  (Purnomo/goeh)

TRENDING