Connect with us

Berita

Merapi Erupsi, BPPTKG: Belum Ada Bukti Abu Vulkanik Bisa Matikan Covid-19

AKTUALITAS.ID – Gunung Merapi kembali mengeluarkan erupsi pada Jumat (10/4/2020) pagi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat erupsi hasilkan tinggi kolom asap mencapai 3.000 meter dari puncak. Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan, Triyono melaporkan, erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 milimeter dan durasi 103 detik. Erupsi terjadi sekitar pukul […]

Aktualitas.id -

AKTUALITAS.ID – Gunung Merapi kembali mengeluarkan erupsi pada Jumat (10/4/2020) pagi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat erupsi hasilkan tinggi kolom asap mencapai 3.000 meter dari puncak.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan, Triyono melaporkan, erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 milimeter dan durasi 103 detik. Erupsi terjadi sekitar pukul 09.19, dengan arah angin ke barat laut.

“Secara meteorologi, cuaca cerah dan berawan, angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 23,3-30,2 derajat Celcius, kelembaban udara 49-66 persen, tekanan udara 656,1-689,8 milimeter merkuri,” kata Triyono, Jumat (10/4).

Selama periode pengamatan 06.00-12.00 terjadi 12 gempa hembusan amplitudo 2-20 milimeter durasi 14,76-59,88 detik. Lalu, delapan gempa low frekuensi amplitudo 2-45 milimeter durasi 16,68-59,36 detik.

Selain itu, terjadi tiga gempa hybrid amplitudo dua milimeter dan durasi 7,2-8,16 detik. Serta, tiga gempa tektonik lokal amplitudo 2-35 milimeter berdurasi 23,88-40,24 detik.

Potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif. Area dalam radius tiga kilometer dari puncak tetap diminta tidak ada aktivitas manusia.

“Masyarakat agar mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi,” ujar Triyono.

BPPTKG turut memberikan konfirmasi kabat-kabar yang mengaitkan abu vulkanik dan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). WHO menegaskan sampai saat ini belum ada bukti abu vulkanik bisa menghancurkan atau mematikan Covid-19.

Abu vulkanik justru dapat membahayakan masalah kesehatan. Yaitu, masalah pernafasan, masalah mata, iritasi kulit, iritasi hidung dan tenggorokan, batuk, penyakit seperti bronkitis, dan ketidaknyamanan saat bernapas.

“Oleh karena itu, protokol pencegahan penyebaran Covid-19 harus tetap dilakukan dengan melaksanakan penjarakan fisik, tetap ikuti arahan pemerintah tentang tata cara pencegahan penyebaran Covid-19 ini,” tulis BPPTKG.

BPPTKG mengimbau, masyarakat tetap tenang, tidak panik dan beraktivitas seperti biasa. Serta, mengikuti informasi dari sumber terpercaya yang dapat diakses melalui radio komunikasi, telefon, media sosial BPPTKG dan aplikasi Magma Indonesia.

TRENDING