Berita
Ratusan Anggota Parlemen Myanmar Desak PBB Selidik Kudeta Militer
Sekitar 300 anggota parlemen terpilih Myanmar mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk turun tangan atas kudeta yang dilakukan militer negara tersebut. Mereka menyebut kudeta yang dilakukan 1 Februari itu sebuah pelanggaran hak asasi manusia. Apalagi, dalam pernyataannya, mereka mengutuk penahanan pimpinan sipil hingga penembakan demonstran. Seperti dilansir Reuters, dalam surat yang dikirimkan ke Dewan HAM PBB […]
Sekitar 300 anggota parlemen terpilih Myanmar mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk turun tangan atas kudeta yang dilakukan militer negara tersebut.
Mereka menyebut kudeta yang dilakukan 1 Februari itu sebuah pelanggaran hak asasi manusia. Apalagi, dalam pernyataannya, mereka mengutuk penahanan pimpinan sipil hingga penembakan demonstran.
Seperti dilansir Reuters, dalam surat yang dikirimkan ke Dewan HAM PBB lewat Duta Besar Inggris Julian Braithwaite, mereka menyatakan junta militer telah melakukan pengekangan kebebasan sipil. Salah satunya, menutup kebebasan berpendapat dengan mengontrol ketat jaringan telekomunikasi.
“Kami mendesak Dewan HAM PBB untuk mendukung perjuangan kami,” demikian pernyataan para anggota parlemen tersebut, Jumat (12/2).
Sebelumnya investigator HAM PBB mendesak Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan sanksi keras buat atas kudeta militer di Myanmar.
Salah satu anggota Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat (AS), telah menjatuhkan sanksi mereka sendiri terhadap Myanmar. Negara Paman SAM itu pun mendesak anggota PBB lainnya mengikuti langkah mereka.
Pelapor khusus PBB Thomas Andrews mengatakan ada bukti-bukti laporan, termasuk dokumen foto, yang menunjukkan pemakaian kekerasan serta amunisi tajam dari militer Myanmar menghadapi para demonstran sejak sekitar dua pekan lalu.
Sejauh ini, China dan Rusia-anggota DK PBB yang dikenal memiliki kedekatan dengan militer Myanmar-menyatakan untuk menunda dulu pertemuan pembahasannya.
“Apa yang terjadi di Myanmar adalah persoalan hubungan dalam negeri Myanmar,” kata Duta Besar China untuk PBB, Chen Xu.
“China tetap kontak dan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait di Myanmar untuk mendorong relaksasi dan kembali ke situasi normal,” imbuhnya.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB Gennady Gatilov mengatakan persoalan-persoalan HAM seharusnya diselesaikan lewat kerja sama dan dialog yang terbuka.
-
NASIONAL27/12/2025 15:00 WIBAmnesty Tuntut Penyelidikan Kekerasan Aparat pada Relawan Bencana Aceh
-
OLAHRAGA27/12/2025 20:00 WIBIndonesia Maju ke Final ASEAN Boys’ U-16 Futsal Championship 2025
-
EKBIS27/12/2025 19:18 WIBKAMMI Apresiasi Terobosan Kementan, 40 Ribu Kader Siap Kawal Swasembada Pangan
-
OLAHRAGA27/12/2025 17:00 WIBUsai Libur Natal Detroit Pistons Tantang Utah Jazz
-
NASIONAL27/12/2025 17:30 WIBRapat Syuriyah–Mustasyar PBNU Bersifat Final dan Mengikat
-
EKBIS27/12/2025 15:15 WIBKAMMI Puji Kebijakan HPP Mentan Amran, Dinilai Nyata Berpihak kepada Petani
-
POLITIK27/12/2025 20:30 WIBDari Wamena, Roberth Rouw Ajak Warga Papua Pegunungan Jaga Indonesia Tetap Utuh
-
NUSANTARA27/12/2025 18:00 WIB10 Jembatan Bailey di Lokasi Bencana Sumatera Sudah Rampung Dibangun

















