POLITIK
Saiful Mujani: Demokrasi Saat Ini Terkontaminasi Politik Identitas
AKTUALITAS.ID – Peneliti Politik, Saiful Mujani menyebut kemerosotan demokrasi saat ini terjadi di mana-mana. Termasuk mengenai tindakan elite politik di Indonesia hasil pemilu dan pilpres. Hal itu disampaikan Saiful Mujani saat diskusi virtual Tadarus Demokrasi dengan tema ‘Ekonomi dan Demokrasi’, Sabtu (1/5/2021). “Kemerosotan demokrasi ada di mana-mana. Studi terakhir menyebut sumber utama kemerosotan itu tindakan […]
AKTUALITAS.ID – Peneliti Politik, Saiful Mujani menyebut kemerosotan demokrasi saat ini terjadi di mana-mana. Termasuk mengenai tindakan elite politik di Indonesia hasil pemilu dan pilpres.
Hal itu disampaikan Saiful Mujani saat diskusi virtual Tadarus Demokrasi dengan tema ‘Ekonomi dan Demokrasi’, Sabtu (1/5/2021).
“Kemerosotan demokrasi ada di mana-mana. Studi terakhir menyebut sumber utama kemerosotan itu tindakan dan sikap elite politik yang justru hasil demokrasi itu sendiri,” kata Saiful.
“Seperti presiden kita itu hasil demokrasi, tapi hasil demokrasi itu mau memperlemah demokrasi itu sendiri dan itu terjadi di negara kita sendiri,” tambahnya.
Demokrasi saat ini juga disebut menjadi penghambat kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Padahal demokrasi menjadi bagian penting dalam pembangunan ekonomi negara.
Saiful juga mengatakan demokrasi saat ini telah terkontaminasi politik identitas. Bukan cuma terhadap komunitas agama tertentu, tapi hal itu juga terjadi di berbagai komunitas atau golongan lain dalam bermasyarakat. Akibatnya, terjadi polarisasi.
“Contoh kasus Ahok. Masyarakat mungkin mengakui kinerjanya bagus, tetapi mereka tidak mau karena ada politik identitas itu,” ujarnya.
Menurut Saiful, semua itu terjadi karena Presiden Jokowi lebih fokus ke aspek pembangunan ekonomi, bukan demokrasi. Oleh karenanya, hal-hal yang menghambat pembangunan ekonomi akan diabaikan atau dilangkahi.
Kondisi itu juga diperkuat dengan minimnya kritik dari kubu oposisi. Hal itu membuat check and balances menjadi berkurang. Tidak seperti saat Susilo Bambang Yudhoyono menjabat presiden selama dua periode.
“Bersyukur di masa SBY jadi Presiden punya oposisi kuat waktu itu, ada PDIP. Mayoritas anggota koalisi mendukung pemerintah tapi ada kekuatan yang cukup signifikan dari Hanura, PDIP, Gerindra. Kalau sekarang cuma ada 18 persen oposisi.”
Saiful mengamini bahwa masih ada partai yang berada di luar pemerintah, yakni PKS dan Demokrat. Akan tetapi, menurutnya masih kurang optimal dalam menciptakan check and balance.
“Hanya PKS yang terang-terangan jadi oposisi dan Demokrat yang jadi oposisi moderat. Check dan balances semakin melemah. Kalau Prabowo dilepas, tidak masuk kabinet sebenarnya akan jadi oposisi. Tapi ada kekhawatiran dapat mengganggu stabilitas,” ungkap Saiful.
-
Multimedia15 hours ago
FOTO: Bawaslu Gelar Konsolidasi Nasional Perempuan Pengawas Pemilu
-
POLITIK19 hours ago
Bawaslu Gelar Konsolidasi Nasional Perempuan Pengawas Pemilu untuk Refleksi Kinerja dan Strategi Kedepan
-
POLITIK11 hours ago
Ketua Komisi II Menentang Pembentukan KPU-Bawaslu Ad Hoc
-
Ragam22 hours ago
Bantah Gelapkan Harta Warisan, Ratna Sarumpaet: Aku Enggak Dendam
-
Ragam19 hours ago
Aura Kasih Debut Jadi Eksekutif Produser, Film “Anak Kunti” Siap Menggebrak Asia
-
OtoTek20 hours ago
WhatsApp Hadirkan Fitur Baru untuk Meriahkan Libur Akhir Tahun
-
Nasional13 hours ago
Yenny Wahid Kritik Rencana Kenaikan PPN 12 Persen di Haul ke-15 Gus Dur
-
EkBis12 hours ago
Bayar Pakai QRIS Kena PPN 12%: Penjelasan dan Simulasi Kenaikan Pajak