Berita
Orang Radikal Bawa Dana ke RI, Pengamat: Informasi Mentah Baiknya tak Diteruskan ke Publik
Pernyataan Mahfud MD belum jelas sumbernya.

AKTUALITAS.ID – Pengamat terorisme dari Institute For Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, mengatakan pernyataan Ketua Umum Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD perihal orang Arab berpaham radikal masuk ke Indonesia dan membawa dana besar baru sebatas dugaan. Sebab, pernyataan Mahfud tidak jelas sumber informasinya.
Dari pernyataannya, Khairul mengatakan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu baru menduga bahwa dana tersebut akan dibawa untuk mendukung gerakan radikalisme di dalam negeri.
Ia awalnya mengira pernyataan Mahfud MD merupakan hasil penelitian dan kajiannya. Akan tetapi, rupanya Mahfud mendapat informasi tersebut dari pihak lain.
Kalaupun ada kemungkinan informasi itu benar, kata Khairul, statusnya baru berupa bahan keterangan. Namun, ia menekankan agar informasi semacam itu lebih baik disampaikan kepada lembaga terkait.
“Menurut saya, informasi-informasi mentah semacam itu jangan diteruskan begitu saja ke publik. Tidak ada perlunya. Itu bukan bentuk kewaspadaan. Itu menunjukkan paranoia, kecemasan dan jelas kemudian memantik kecurigaan berlebihan antaranak bangsa,” kata Khairul, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id.
Khairul mengatakan, isu ‘orang Arab dengan dana besar’ kerap hadir dalam perbincangan di tingkat elite hingga akar rumput, dan bahkan sejak Indonesia merdeka. Isu yang sama pernah muncul, baik itu menyangkut soal ekonomi, sosial budaya, dan keamanan.
Menurutnya, sebagian memang terbukti. Namun, tidak sedikit juga informasi yang simpang siur. Misalnya, soal pendanaan jaringan teror, pembiayaan pembangunan masjid-masjid beraliran wahabi.
Khairul menilai pernyataan Mahfud MD terkesan mengarah kepada Islam radikal. Meskipun perlu diwaspadai, namun menurutnya perlu tetap berpijak pada nalar yang sehat dan realitas.
Di sini, Khairul mengatakan ia lebih menyukai penyebutan istilah ekstremisme ketimbang radikalisme untuk menyebut sesuatu yang memang merupakan bentuk ekstremisme.
Ia menilai ekstremisme di Indonesia atau aksi kekerasan ekstrem seperti serangan bom dan lainnya tidak akan mati jika potensi ancaman itu terus-menerus direspons dengan cara-cara yang ekstrem.
Menurutnya, potensi ekstremisme memang akan berada dalam cakupan area yang luas dan bisa bertambah luas. Akan tetapi, kata dia, intensitasnya kecil dan tetap sporadis.
“Artinya secara kualitas, mestinya ancaman begal, rampok dan sejenisnya masih lebih meresahkan dan lebih layak dikhawatirkan,” kata.
Sebelumnya, Mahfud MD mengatakan dana yang dibawa orang Arab radikal itu akan dipergunakan untuk mendukung gerakan radikal yang ada di Indonesia. Karena itu, Mahfud menyebut Gerakan Suluh Kebangsaan menggelar diskusi kelompok terpumpun untuk membuat suatu perencanaan atau skenario dalam menghadapi mereka.
Mahfud menyebut jika pihaknya akan melihat dahulu peta radikalisme dari Badan Intelijen Negara (BIN) untuk kemudian dibuat skenario dan strategi menghadapinya. [Republika]
-
NUSANTARA19/04/2025 10:30 WIB
Emosi Usai Minum Tuak, Pria Labusel Kalap Bacok Rekan Kerja Hingga Bersimbah Darah
-
POLITIK19/04/2025 17:00 WIB
Rocky Gerung: Pengaruh Jokowi Bikin Prabowo Sulit Reshuffle Kabinet
-
NASIONAL19/04/2025 12:00 WIB
Tingkatkan Keterlibatan Publik, PCO Luncurkan Program Swasembada Pangan di Bengkulu
-
NUSANTARA19/04/2025 12:30 WIB
Warga Tewas Tertimpa Pohon Tumbang di Rembang Akibat Hujan Deras dan Angin Kencang
-
RAGAM19/04/2025 18:00 WIB
Diterpa Isu Pelanggaran HAM, Ini Perjalanan Sirkus OCI Taman Safari
-
JABODETABEK19/04/2025 09:30 WIB
Tanjung Priok Lumpuh Akibat Ledakan Volume Truk, Ini Kata Pemprov dan Polisi
-
NASIONAL19/04/2025 15:00 WIB
Eddy Soeparno: Indonesia Harus Ambil Pelajaran dari Teknologi Mobil Listrik China
-
POLITIK19/04/2025 16:30 WIB
Operasi Senyap Bawaslu: 12 Orang Diciduk Terkait Dugaan Politik Uang di Serang