Berita
Soal Natuna, NU Desak Pemerintah Tak Lembek atas Provokasi China
AKTUALITAS.ID – Nahdlatul Ulama meminta pemerintah China menghormati kedaulatan Indonesia menyusul keberadaan puluhan kapal nelayan negeri itu yang dikawal kapal coast guard di perairan Natuna. “Nahdlatul Ulama (NU) mendesak pemerintah Republik Rakyat Tiongkok berhenti melakukan tindakan provokatif,” kata Ketua Umum Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin, (6/1/2020). Said mengatakan, […]

AKTUALITAS.ID – Nahdlatul Ulama meminta pemerintah China menghormati kedaulatan Indonesia menyusul keberadaan puluhan kapal nelayan negeri itu yang dikawal kapal coast guard di perairan Natuna.
“Nahdlatul Ulama (NU) mendesak pemerintah Republik Rakyat Tiongkok berhenti melakukan tindakan provokatif,” kata Ketua Umum Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin, (6/1/2020).
Said mengatakan, Kepulauan Natuna telah diakui dan ditetapkan oleh Konvensi Hukum Laut PBB atau UNCLOS, United Nation Convention for the Law of the Sea1982. Natuna juga masuk dalam 200 mil laut Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Sehingga, menurut dia, tindakan yang diambil kapal nelayan ditambah pengawalan cost guard asal negara itu merupakan upaya mengklaim kepulauan di Natuna atau Spratly.
“Klaim ini menjangkau area perairan seluas dua juta kilometer persegi di Laut Selatan China yang berjarak dua ribu kilometer dari daratan Tiongkok. Klaim sepihak ini menjadi pangkal sengketa puluhan tahun yang melibatkan sejumlah negara seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, Taiwan, dan Brunei Darussalam,” kata dia.
NU, kata Said, juga meminta kepada pemerintah Indonesia mengambil sikap tegas terhadap Tiongkok. Hal tersebut pula sikap yang telah diambil, yakni mengusir kapal-kapal asing ilegal atau pengalaman kapal.
“Nahdlatul Ulama meminta Pemerintah RI tidak lembek dan tidak menegosiasikan perihal kedaulatan teritorial dengan kepentingan ekonomi. Keutuhan dan kesatuan wilayah NKRI, di darat dan di laut, dan juga di udara adalah harga mati yang tidak bisa ditukar dengan kepentingan apa pun,” ujarnya.
-
DUNIA17/06/2025 10:15 WIB
Trump Tantang Iran: Mereka Tak Akan Menang Lawan Israel, Lebih Baik Segera Berdamai
-
FOTO17/06/2025 17:20 WIB
FOTO: Penampakan Uang Sitaan Rp2 Triliun dari Kasus CPO Wilmar Group
-
RAGAM17/06/2025 13:30 WIB
Makanan Pedas Bantu Kendalikan Porsi Makan
-
EKBIS17/06/2025 10:45 WIB
Rupiah Melemah ke Rp16.300/USD, Waspadai Gejolak Geopolitik & Kebijakan Bank Sentral
-
NASIONAL17/06/2025 14:00 WIB
Bahas Soal Empat Pulau, Kemendagri Undang Gubernur Sumut dan Gubernur Aceh
-
DUNIA17/06/2025 12:15 WIB
Dunia di Ujung Tanduk: Pakistan Ancam Balas Israel dengan Nuklir Jika Iran Diserang
-
JABODETABEK17/06/2025 05:30 WIB
Waspada Cuaca Ekstrem! Bekasi dan Bogor Diprediksi Diguyur Hujan Lebat 17-18 Juni 2025
-
EKBIS17/06/2025 08:30 WIB
BBM Non-Subsidi Turun Lagi, Pertamax & Dex Lebih Murah Mulai Hari Ini