Connect with us

Berita

Napi Ingin Bebas Lalui Program Khusus Corona, Tetap Harus Bayar

AKTUALITAS.ID – Pemotongan masa tahanan narapidana yang dilakukan Kementerian Hukum dan HAM melalui program asimilasi khusus untuk menahan penyebaran virus corona atau covid-19, ternyata tak gratis. Beberapa warga binaan mengaku harus menyetorkan uang kepada oknum di Lembaga Pemasyarakatan agar mendapat program asimilasi tersebut. Salah satunya adalah narapidana berinisial A, yang terlibat kasus penganiayaan dan dihukum […]

Published

on

AKTUALITAS.ID – Pemotongan masa tahanan narapidana yang dilakukan Kementerian Hukum dan HAM melalui program asimilasi khusus untuk menahan penyebaran virus corona atau covid-19, ternyata tak gratis. Beberapa warga binaan mengaku harus menyetorkan uang kepada oknum di Lembaga Pemasyarakatan agar mendapat program asimilasi tersebut.

Salah satunya adalah narapidana berinisial A, yang terlibat kasus penganiayaan dan dihukum 5 tahun penjara dan menjalani masa tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (lapas) di kawasan Jakarta Timur. Menurut A, untuk bebas memang harus membayarkan sejumlah uang agar program asimilasi dari kemenkumham dia terima. Uang yang harus diberikan bahkan cukup besar, mulai dari Rp3 juta sampai Rp5 juta.

“Ya kalau nggak bayar nggak bakalan keluarlah. Istilahnya ini “tiket” harganya lumayan,” katanya, saat ditemui di kawasan Jakarta Timur, Selasa 14 April 2020.

Ia menjelaskan, para narapidan harus mencari napi lain yang berminat untuk program asimilasi yang diberikan oleh Kemenkumham. Setelah mendapatkan teman yang berminat, para napi harus mendaftar terlebih dahulu dan kemudian menyetor uang ke rekening salah satu narapidan yang dipercaya oleh oknum sipir.

“Kalau uangnya sudah masuk, baru kita dipanggil untuk proses pembebasan,” ujar A.

Senada dengan A, narapidana S juga mengaku harus menyetor uang sebesar Rp5 juta ke rekening salah satu narapidana agar bisa bebas lebih awal. Selain itu, S mengaku pada awalnya oknum sipir tersebut meminta uang sebanyak Rp7 juta.

“Awalnya minta Rp7 juta, cuma karena saya sanggupnya Rp5 juta akhirnya dikasih juga,” kata S.

S mengaku lebih memilih membayar sejumlah uang untuk mendapatkan asimilasi ketimbang harus menjalani sisa masa tahanan di dalam lapas, apalagi saat ramai wabah corona. Lantaran biaya yang harus ia keluarkan saat menjalani masa tahanan juga terbilang tidak sedikit.

“Kalau di dalam itu paling tidak kita menyediakan uang Rp500 ribu per bulan untuk makan, minum sama rokok doang. Jadi lebih baik saya bayar,” ujar S.

Kami masih berupaya menghubungi pihak lapas di Jakarta Timur itu, namun telepon dan pesan singkat yang sudah dikirim belum mendapat jawaban. Konfirmasi terkait berita ini akan segara kami tayangkan setelah mendapat jawaban dari pihak terkait.

OASE

INFOGRAFIS

WARGANET

Trending