Berita
Pantau Penyebaran Corona, Apple-Google Rilis Sistem Pelacak Kontak COVID-19
AKTUALITAS.ID – Apple dan Google merilis versi awal dari sistem teknologi pelacakan kontak untuk memantau penyebaran virus corona (COVID-19) yang telah dikembangkan selama beberapa waktu belakangan. Mengutip Reuters, otoritas dari 23 negara di lima benua telah berencana untuk menggunakan teknologi tersebut. Peraturan Apple dan Google meminta otoritas tidak mengumpulkan nomor telepon pengguna, karena kedua pembuat […]

AKTUALITAS.ID – Apple dan Google merilis versi awal dari sistem teknologi pelacakan kontak untuk memantau penyebaran virus corona (COVID-19) yang telah dikembangkan selama beberapa waktu belakangan.
Mengutip Reuters, otoritas dari 23 negara di lima benua telah berencana untuk menggunakan teknologi tersebut.
Peraturan Apple dan Google meminta otoritas tidak mengumpulkan nomor telepon pengguna, karena kedua pembuat perangkat lunak itu memprioritaskan privasi pengguna.
Apple dan Google mengatakan beberapa negara bagian AS dan 22 negara telah mengungkapkan niat menggunakan teknologi mereka, namun tidak jelas berapa banyak yang akhirnya akan merilis aplikasi seluler yang menggunakan teknologi tersebut.
Penggunaan aplikasi akan mempercepat pelacakan kontak, di mana pihak berwenang mengidentifikasi dan melakukan tes untuk orang-orang yang berinteraksi dengan mereka yang terpapar virus corona.
Teknologi ini dapat membantu pihak berwenang melakukan tes untuk lebih banyak orang yang berpotensi terinfeksi COVID-19.
Namun, beberapa pemerintah berpendapat upaya berbasis aplikasi mereka akan lebih efektif jika mereka dapat melacak lokasi pengguna untuk mengidentifikasi hot spot penularan virus dan memberi tahu mereka tentang kemungkinan terpapar melalui panggilan telepon atau pesan teks.
Apple dan Google telah melarang pihak berwenang menggunakan teknologinya untuk mengumpulkan data lokasi GPS atau mengharuskan pengguna memasukkan data pribadi.
Australia, Inggris, dan negara-negara lain yang berusaha mengembangkan teknologinya sendiri mengalami hambatan, karena aplikasi menguras baterai perangkat dan adopsi yang terbatas.
Apple dan Google mengatakan sistem mereka akan lebih andal menggunakan koneksi Bluetooth antar perangkat untuk mencatat pengguna yang berada dalam kedekatan fisik setidaknya selama lima menit.
Pengembang aplikasi pelacak kontak untuk Austria, Jerman, dan Swiss mengatakan kepada Reuters bahwa mereka melangkah bersama teknologi Apple-Google, dan berjalan baik-baik saja tanpa mengetahui nomor telepon pengguna.
Sementara, pemerintah lain tak mau bertaruh. Norwegia berencana untuk membandingkan efektivitas aplikasi miliknya Smittestopp dengan aplikasi berbasis Apple-Google.
Smittestopp, yang menghabiskan anggaran pengembangan sekitar US$5 juta, mengakses lokasi GPS dan memerlukan nomor telepon. Namun, penggunaannya terbatas karena jumlah infeksi rendah.
North Dakota, yang menghadirkan aplikasi pelacak kontak pertama di AS, mengatakan kepada Reuters, akan meninggalkan aplikasi Care19 yang awalnya sebagai alat ‘buku harian’ pelacakan lokasi untuk membantu pasien mengingat riwayat perjalanan mereka. Pemerintah North Dakota akan merilis aplikasi Care19 Exposure yang didasarkan pada teknologi Apple-Google.
Pemerintah Australia mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan Apple dan Google tentang peningkatan aplikasi COVIDSafe, yang saat ini membutuhkan nomor telepon, kode pos dan rentang usia.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia telah meluncurkan aplikasi PeduliLindungi, yang membutuhkan nama dan nomor telepon saat menggunakan aplikasi tersebut, dan akan mengakses bluetooth untuk merekam riwayat kontak.
-
EKBIS09/06/2025 10:30 WIB
Harga Emas Terjun Bebas, Antam Sentuh Rp 1,9 Juta per Gram
-
RAGAM09/06/2025 12:30 WIB
Luka di Tanah Kaya: Konflik Tambang di Indonesia dan Ketika Nikel Mencabik Raja Ampat
-
EKBIS09/06/2025 09:30 WIB
Harga Beras dan SPHP Masih Melambung Tinggi Hari Ini, 9 Juni 2025
-
NASIONAL09/06/2025 06:00 WIB
Wakil Ketua MPR: Hukum Tegas untuk Pelaku Pertambangan Ilegal di Raja Ampat
-
OASE09/06/2025 05:00 WIB
Begini Perjalanan Roh Seorang Mukmin Saat Jasad Dikuburkan
-
NASIONAL09/06/2025 07:00 WIB
Panas Raja Ampat: Golkar Ungkap Dalang di Balik Kritik Tambang yang Sasar Bahlil
-
POLITIK09/06/2025 09:00 WIB
Terganjal Usia? Pengamat Sebut Jokowi Lebih Masuk Akal Gabung PSI daripada PPP
-
POLITIK09/06/2025 12:00 WIB
Hindari Kericuhan 2029, PKS: RUU Pemilu Wajib Ketok Palu Tahun Ini