Berita
Soal Laut China Selatan, Dubes China-Australia Debat Sengit di Twitter
Duta Besar China dan Perwakilan Tinggi Australia untuk India terlibat perdebatan sengit di Twitter tentang sengketa Laut China Selatan. Perang Twitter itu bermula ketika Australia membela Amerika Serikat (AS) yang baru-baru ini menolak klaim sepihak China atas 90 persen wilayah Laut China Selatan. Melalui surat kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada pekan lalu, Australia menganggap klaim […]

Duta Besar China dan Perwakilan Tinggi Australia untuk India terlibat perdebatan sengit di Twitter tentang sengketa Laut China Selatan.
Perang Twitter itu bermula ketika Australia membela Amerika Serikat (AS) yang baru-baru ini menolak klaim sepihak China atas 90 persen wilayah Laut China Selatan.
Melalui surat kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada pekan lalu, Australia menganggap klaim China atas perairan itu tak memiliki basis hukum.
Sementara itu, Perwakilan Tinggi Australia di India Barry O’Farrell mengatakan negaranya ‘sangat prihatin’ terkait perilaku Beijing yang agresif di Laut China Selatan.
Pernyataan itu diutarakan O’Farrell kepada Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar saat bertemu pada pekan ini.
O’Farrell menganggap perilaku China di perairan tersebut bisa merusak stabilitas dan memicu eskalasi ketegangan di kawasan.
Tidak terima dengan pernyataan O’Farrell, Duta Besar China di India Sun Weidong menggungah kicauan di Twitter menyebut pernyataan O’Farrell menyesatkan dan tidak sesuai fakta.
Laut China Selatan menjadi perairan lawan konflik setelah Beijing mengklaim 90 persen wilayah di perairan itu yang bersinggungan dengan teritorial dan zona ekonomi eksklusif (ZEE) negara lain, seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, bahkan Taiwan.
Kicauan O’Farrell merujuk pada putusan Arbitrase Internasional pada 2016 soal gugatan Filipina terhadap China atas klaim di Laut China Selatan.
Pengadilan Arbitrase Internasional mendukung Filipina dengan menganggap klaim historis China terhadap Laut China Selatan sebagai tidak sah.
Perdebatan sengit antara Sun dan O’Farrell tak berakhir sampai di situ. Dilansir South China Morning Post, Sun kembali membalas kicauan O’Farrell dengan mengatakan bahwa China tak mengakui putusan arbitrase yang dinilainya terbalik dan ilegal.
Sun juga menganggap putusan pengadilan berbasis di Den Haag itu tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat.
Sun berharap negara yang tak memiliki klaim di Laut China Selatan, termasuk AS dan Australia, tidak ikut campur dalam penyelesaian sengketa dan berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas regional.
-
EKBIS28/09/2025 09:30 WIB
Pertamina Siap Umumkan Harga BBM Baru 1 Oktober 2025, Ini Daftar Harga Terkini
-
NASIONAL28/09/2025 07:00 WIB
Wakil Ketua BGN Blokir Politikus yang Minta Jatah Dapur MBG di Tengah Kasus Keracunan
-
JABODETABEK27/09/2025 21:00 WIB
Pelaku Tawuran yang Tewaskan Dua Orang Berhasil Diringkus Polisi
-
JABODETABEK28/09/2025 05:30 WIB
Update Prakiraan Cuaca 28 September 2025: Jabodetabek Berpotensi Hujan
-
POLITIK28/09/2025 06:00 WIB
Muktamar X PPP Panas, Mardiono Sah Jadi Ketum Secara Aklamasi di Tengah Kericuhan
-
EKBIS28/09/2025 10:30 WIB
Harga Emas Antam dan Buyback Hari Ini: Selisih Rp 153.000 per Gram
-
NASIONAL27/09/2025 23:00 WIB
Presiden: Keracunan MBG Akan Kita Atasi dengan Baik
-
NASIONAL28/09/2025 11:00 WIB
Komisi IX DPR Minta BGN Perbaiki Sistem Makan Bergizi Gratis Setelah Kasus Keracunan