Berita
Kesulitan Bentuk Kabinet, PM Mustapha Adib Libanon Mundur
Perdana Menteri Libanon Mustapha Adib mengundurkan diri karena dilaporkan kesulitan membentuk kabinet pemerintahan. Pengumuman tersebut keluar belum genap satu bulan setelah ia resmi ditunjuk menggantikan pendahulunya Hassan Diab. Adib berkata kepada wartawan bahwa dia undur diri karena kabinet yang ingin dia bentuk mendapat tentangan. “Saya telah meminta maaf tentang melanjutkan misi pembentukan pemerintahan, setelah jelas […]

Perdana Menteri Libanon Mustapha Adib mengundurkan diri karena dilaporkan kesulitan membentuk kabinet pemerintahan.
Pengumuman tersebut keluar belum genap satu bulan setelah ia resmi ditunjuk menggantikan pendahulunya Hassan Diab.
Adib berkata kepada wartawan bahwa dia undur diri karena kabinet yang ingin dia bentuk mendapat tentangan.
“Saya telah meminta maaf tentang melanjutkan misi pembentukan pemerintahan, setelah jelas bahwa kabinet yang sesuai dengan karakteristik yang saya terapkan tidak bisa terbentuk,” ujarnya dilansir dari Associated Press, Senin (28/9).
Pengunduran diri Adib disebut-sebut memberikan pukulan tersendiri bagi upaya Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk memecahkan kebuntuan di Libanon.
Macron diketahui telah mendesak politisi Lebanon untuk membentuk Kabinet yang terdiri dari para spesialis non-partisan.
Menurut Macron politisi non partisan dapat segera memberlakukan reformasi mendesak untuk mengekstraksi Lebanon dari krisis ekonomi dan keuangan yang telah hancur dan diperburuk oleh ledakan 4 Agustus di pelabuhan Beirut.
Seorang pejabat di kantor Macron yang enggan disebutkan namanya mengomentari pengunduran diri Adib dan menggambarkannya sebagai pengkhianatan kolektif oleh partai politik Lebanon.
“Sangat diperlukan untuk memiliki pemerintah yang mampu menerima bantuan internasional. Prancis tidak akan meninggalkan Lebanon,” kata pejabat itu.
Libanon sangat membutuhkan bantuan keuangan, namun Prancis dan kekuatan internasional lainnya menolak untuk memberikan bantuan sebelum reformasi serius dilakukan.
Krisis di Libanon terjadi oleh korupsi sistematis dan salah urus selama beberapa dekade. Adib disebut-sebut menjadi orang yang bisa memecah kebuntuan.
Namun upaya Adib yang didukung Prancis telah menemui banyak hambatan, setelah kelompok utama Syiah di negara itu, Hizbullah dan Amal, bersikeras untuk mempertahankan kementerian keuangan utama.
Kedua kelompok tersebut juga ngotot untuk menunjuk menteri Syiah di kabinet baru dan keberatan dengan cara Adib membentuk pemerintahan, tanpa berkonsultasi dengan mereka.
Mata uang Libanon kini turun jauh terhadap dollar Amerika Serikat dan ini menjadi yang terparah sepanjang sejarah. Kehilangan hampir 80% nilainya di tengah hiperinflasi, melonjaknya kemiskinan, dan pengangguran.
Kabar mundurnya Adib memicu unjuk rasa oleh sekelompok orang di selatan kota Sidon. Mereka berkumpul di pusat Beirut, menutup jalan dengan ban terbakar.
-
DUNIA27/09/2025 14:00 WIB
Hamas Buka Suara Bela Serangan 7 Oktober, Sebut sebagai Titik Balik Sejarah Palestina
-
RAGAM27/09/2025 14:30 WIB
Akhir Bulan Membawa Berkah, 3 Zodiak Ini Paling Beruntung 27 September 2025
-
NUSANTARA27/09/2025 16:00 WIB
Gempa di Tanggamus, Sembilan Rumah Rusak
-
DUNIA27/09/2025 18:00 WIB
PBB: Serangan Udara Israel Sasar Gaza Setiap 8-9 Menit
-
JABODETABEK28/09/2025 05:30 WIB
Update Prakiraan Cuaca 28 September 2025: Jabodetabek Berpotensi Hujan
-
JABODETABEK27/09/2025 21:00 WIB
Pelaku Tawuran yang Tewaskan Dua Orang Berhasil Diringkus Polisi
-
OTOTEK27/09/2025 13:30 WIB
WiFi Anda Melambat? Kenali dan Blokir Pengguna Gelap dengan 2 Cara Ampuh Ini
-
RAGAM27/09/2025 17:30 WIB
Koleksi Fosil Era Kolonial Indonesia yang Ada di Belanda akan Dikembalikan