Berita
Soal Pemakzulan Trump, Joe Biden Berharap Tak Ganggu Tugas Senat
Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden buka suara terkait proses pemakzulan Presiden Donald Trump. Biden berharap persidangan pemakzulan Trump tidak mengganggu tugas Senat dalam menangani masalah kritis lainnya. “Saya berharap pimpinan Senat bisa menemukan cara untuk menangani tanggung jawab Konstitusional mereka tentang pemakzulan sementara juga mengerjakan urusan mendesak lainnya di negara ini,” kata Biden dalam […]

Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden buka suara terkait proses pemakzulan Presiden Donald Trump.
Biden berharap persidangan pemakzulan Trump tidak mengganggu tugas Senat dalam menangani masalah kritis lainnya.
“Saya berharap pimpinan Senat bisa menemukan cara untuk menangani tanggung jawab Konstitusional mereka tentang pemakzulan sementara juga mengerjakan urusan mendesak lainnya di negara ini,” kata Biden dalam sebuah pernyataan, Rabu (13/1) seperti dikutip dari Reuters.
Menurut dia, anggota DPR melakukan pemungutan suara untuk memakzulkan dan meminta pertanggungjawaban Trump mengikuti Konstitusi dan hati nurani.
Namun Biden mengingatkan masih banyak masalah krusial lain yang harus diselesaikan Senat.
“Bangsa ini juga masih berada dalam cengkeraman virus mematikan dan ekonomi yang terguncang,” ucap Biden dilansir dari CNN.
Senat saat ini tengah bersiap melakukan persidangan untuk mengusut dugaan pelanggaran tingkat tinggi yang dilakukan Donald Trump.
Proses tersebut dilakukan setelah mayoritas anggota parlemen menyatakan setuju atas usulan pemakzulan terhadap Trump.
Sepuluh perwakilan Partai Republik membelot dengan menyetujui pemakzulan yang diajukan Partai Demokrat.
Dengan demikian, Donald Trump menjadi Presiden AS pertama yang dua kali ingin dimakzulkan oleh parlemen. Sebelumnya pernah dialami Trump pada awal 2020 lalu.
Dalam pemungutan suara di parlemen, ada 232 anggota yang setuju pemakzulan Trump. Mengalahkan pihak yang menolak, yakni 197 suara.
Seluruh perwakilan Partai Demokrat di parlemen menyatakan setuju. Sementara itu, ada 197 anggota Partai Republik yang tidak setuju. Namun, ada 10 anggota Partai Republik yang setuju, sehingga usulan pemakzulan jadi memenuhi syarat.
Usulan pemakzulan diserukan sebagai buntut dari penyerbuan gedung Kongres Capitol Hill oleh massa pendukung Trump.
Massa pendukung Trump menggelar demonstrasi di depan gedung Capitol saat Kongres tengah melangsungkan penghitungan pemungutan suara elektoral pemilu pada Rabu (6/1) lalu.
Mereka menyerbu dan merusak gedung Kongres sebagai bentuk penolakan pengukuhan kemenangan Joe Biden di pilpres.
Tak sedikit anggota parlemen yang terancam keselamatannya akibat tindakan kekerasan para demonstran. Puluhan orang lalu ditangkap dan segera disidangkan. Lima orang tewas dalam insiden tersebut.
Partai Demokrat menuding kericuhan terjadi akibat pidato Donald Trump sehari sebelumnya. Demokrat menilai pidato Trump provokatif dan menyulut emosi pendukungnya hingga berani membuat kericuhan di Gedung Capitol.
-
POLITIK10/09/2025 19:00 WIB
Akui Kesalahan dalam Pernyataan Kontroversial, Rahayu Saraswati Mengundurkan Diri dari DPR
-
NUSANTARA10/09/2025 19:30 WIB
Tragis, Anak Gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Mati Mengenaskan Diduga Diracun
-
NASIONAL10/09/2025 22:00 WIB
Kontras Duga Unsur Kesengajaan dalam Kematian Pengemudi Ojol yang Terlindas Rantis Brimob
-
NASIONAL10/09/2025 20:00 WIB
Kemhan Laporkan Majalah Tempo ke Dewan Pers Terkait Berita Darurat Militer
-
OTOTEK10/09/2025 18:00 WIB
Bisa Rekam Video Layar Lebar dan Vertical, Canon Rilis EOS C50
-
DUNIA10/09/2025 21:00 WIB
Tiga Pemuka Agama Serukan Perdamaian di Gaza, Mendesak Israel Hentikan Agresi
-
RAGAM11/09/2025 00:30 WIB
Rokok Menghancurkan Rasa Kopi? Studi Temukan Hubungan Tak Terduga
-
NUSANTARA11/09/2025 06:30 WIB
Bali Berduka: 9 Tewas dan Ratusan Kios Hancur Diterjang Banjir Bandang