Berita
Demi Program Nuklir, Intelijen AS Sebut Korut Pakai Diplomasi
Intelijen Amerika Serikat (AS) untuk Korea Utara memperingatkan bahwa Pyongyang melihat diplomasi hanya sebagai alat untuk memajukan pengembangan senjata nuklirnya, Jumat (22/1). Presiden AS Joe Biden melalui calon menteri luar negeri, Antony Blinken sebelumnya mengatakan pemerintahan baru Negeri Paman Sam berupaya mencari cara untuk meningkatkan tekanan ke Korut agar mereka kembali ke perundingan nuklir. “Gedung […]

Intelijen Amerika Serikat (AS) untuk Korea Utara memperingatkan bahwa Pyongyang melihat diplomasi hanya sebagai alat untuk memajukan pengembangan senjata nuklirnya, Jumat (22/1).
Presiden AS Joe Biden melalui calon menteri luar negeri, Antony Blinken sebelumnya mengatakan pemerintahan baru Negeri Paman Sam berupaya mencari cara untuk meningkatkan tekanan ke Korut agar mereka kembali ke perundingan nuklir.
“Gedung Putih menganggap senjata nuklir Korut merupakan ancaman yang serius. “Senjata nuklir Korea Utara adalah ancaman serius bagi perdamaian dan Washington memiliki kepentingan vital untuk menghalangi Pyongyang,” ujar Juru Bicara gedung Putih Jen Psaski, dikutip dari Reuters Sabtu (23/1).
Perwira intelijen AS untuk Korut, Sydney Seiler mengatakan kepada Center for Strategic and International Studies bahwa pengembangan senjata Pyongyang telah menjadi kebijakan konsisten selama 30 tahun.
“Setiap pelibatan diplomasi telah dirancang untuk memajukan program nuklir, bukan untuk menemukan jalan keluar,” ujarnya.
Sedney juga mengimbau agar pemerintahan baru Joe Biden tetap waspada. “Saya hanya mengimbau masyarakat untuk tidak membiarkan ambiguitas taktis menghalangi kejelasan strategis tentang Korea Utara yang kita miliki,” ujarnya.
Blinken dan Senator Demokrat Ed Markey telah membicarakan rencana peninjauan denuklirisasi Korut, Selasa (18/1). Mereka juga membicarakan “perjanjian bertahap” yang menawarkan keringanan sanksi kepada Pyongyang dengan imbalan pembekuan program nuklir.
Koordinator Indopasifik Dewan Keamanan Nasional Presiden, Kurt Campbell, mengatakan pemerintah harus memutuskan pendekatan yang dipilih dengan cepat dan tidak mengulangi penundaan era Obama yang dianggap mengambil langkah “provokatif” bagi Pyongyang.
-
RAGAM14/03/2025
Film “The Brutalist” Sukses Raup 45 Juta Dolar AS di Box Office
-
JABODETABEK14/03/2025
Cepat Tanggap! Polisi Amankan Duo Jambret yang Bikin Resah Warga Bogor
-
OLAHRAGA13/03/2025
Amorim: MU Siap Buktikan Diri di Tengah Kritik Ratcliffe
-
NASIONAL14/03/2025
KPK Telusuri Jejak Korupsi Bank BJB: Ridwan Kamil Bakal Diperiksa
-
MULTIMEDIA13/03/2025
FOTO:Â Hakim Tolak Keberatan Tom Lembong dalam Kasus Korupsi Importasi Gula
-
NASIONAL14/03/2025
Ahok ‘Kaget’: Kejagung Punya Data Lebih Banyak Soal Korupsi Pertamina
-
EKBIS14/03/2025
Mentan Masih Temukan Kecurangan Takaran Minyakita oleh 7 Perusahaan di Surabaya
-
MULTIMEDIA14/03/2025
FOTO:Â Komisi I DPR Rapat dengan Panglima dan Kepala Staf Bahas RUU TNI