Berita
AS & Sejumlah Negara Sekutu Tuduh China Lakukan Kejahatan Serangan Siber Besar-Besaran
Amerika Serikat dan sejumlah negara sekutunya menuding China melakukan kejahatan yang meluas di dunia maya, termasuk peretasan besar-besaran terhadap sistem email Microsoft dan serangan ransomware lainnya. Dalam pengumuman bersama, Gedung Putih dan pemerintah di Eropa dan Asia mengidentifikasi Kementerian Keamanan Negara China menggunakan “peretas kontrak kriminal” untuk melakukan berbagai kegiatan destabilisasi di seluruh dunia demi […]

Amerika Serikat dan sejumlah negara sekutunya menuding China melakukan kejahatan yang meluas di dunia maya, termasuk peretasan besar-besaran terhadap sistem email Microsoft dan serangan ransomware lainnya.
Dalam pengumuman bersama, Gedung Putih dan pemerintah di Eropa dan Asia mengidentifikasi Kementerian Keamanan Negara China menggunakan “peretas kontrak kriminal” untuk melakukan berbagai kegiatan destabilisasi di seluruh dunia demi keuntungan pribadi, termasuk peretasan Microsoft.
Pemerintah juga mengatakan China berada di balik serangan ransomware spesifik terhadap target AS, yang menurut seorang pejabat senior pemerintah melibatkan “permintaan tebusan besar” – dan menambahkan tuntutan tebusan China telah mencapai “jutaan dolar.”
Terbongkarnya upaya China ini merupakan front baru dalam serangan berkelanjutan pemerintahan Biden untuk memerangi ancaman siber yang rentan terhadap sektor-sektor utama Amerika, termasuk produksi energi dan makanan.
Di saat sejumlah pejabat Amerika menyuarakan kekhawatiran atas tindakan China tersebut, AS berhenti menjatuhkan sanksi baru pada Beijing.
Pejabat tersebut mengatakan AS “tidak mengesampingkan tindakan lebih lanjut untuk meminta pertanggungjawaban (China).”
Pada Senin, Biden mengatakan pihaknya tidak menerapkan sanksi terhadap China atas perannya dalam serangan dunia maya yang baru terungkap karena timnya masih memastikan sejauh mana tindakan Beijing tersebut.
“Mereka masih memastikan dengan tepat apa yang terjadi. Investigasi belum selesai,” ujar Biden saat ditanya mengapa dia tidak menjatuhkan hukuman sanksi lebih lanjut pada China, dikutip dari CNN, Selasa (20/7).
Para pejabat menyampaikan, tingkat keterlibatan China dalam mempekerjakan jaringan kriminal untuk menyerang dan memeras uang di seluruh dunia mengejutkan Gedung Putih.
“Apa yang kami temukan benar-benar mengejutkan dan yang baru di sini adalah penggunaan peretas kontrak kriminal untuk melakukan operasi siber tanpa izin ini dan benar-benar aktivitas kriminal untuk keuntungan finansial. Itu benar-benar membuka mata dan mengejutkan kami,” kata seorang pejabat senior pemerintah pada Minggu.
Pada Senin, Departemen Kehakiman mengumumkan empat warga negara dan penduduk China didakwa oleh hakim federal di San Diego karena meretas sistem komputer belasan universitas perusahaan dan lembaga pemerintah di AS dan luar negeri antara tahun 2011 dan 2018.
Tiga dari empat orang tersebut merupakan pegawai Departemen Keamanan Negara Hainan yang “mengkoordinasikan, memfasilitasi dan mengelola peretas komputer dan ahli bahasa” untuk melakukan peretasan demi “keuntungan China dan perangkat yang dimiliki dan disponsori negara”.
Satu orang lainnya adalah peretas komputer yang diduga meretas sistem komputer yang digunakan oleh pemerintah, perusahaan, dan universitas asing, dan membuat malware serta mengawasi peretas lainnya.
“Pemahaman saya adalah bahwa pemerintah China, tidak seperti pemerintah Rusia, tidak melakukan ini sendiri, tetapi melindungi mereka yang melakukannya, dan bahkan mungkin mengakomodasi mereka agar bisa melakukannya. Mungkin itulah perbedaannya,” jelas Presiden Biden.
-
NASIONAL28/09/2025 07:00 WIB
Wakil Ketua BGN Blokir Politikus yang Minta Jatah Dapur MBG di Tengah Kasus Keracunan
-
EKBIS28/09/2025 09:30 WIB
Pertamina Siap Umumkan Harga BBM Baru 1 Oktober 2025, Ini Daftar Harga Terkini
-
JABODETABEK27/09/2025 21:00 WIB
Pelaku Tawuran yang Tewaskan Dua Orang Berhasil Diringkus Polisi
-
DUNIA27/09/2025 18:00 WIB
PBB: Serangan Udara Israel Sasar Gaza Setiap 8-9 Menit
-
JABODETABEK28/09/2025 05:30 WIB
Update Prakiraan Cuaca 28 September 2025: Jabodetabek Berpotensi Hujan
-
POLITIK28/09/2025 06:00 WIB
Muktamar X PPP Panas, Mardiono Sah Jadi Ketum Secara Aklamasi di Tengah Kericuhan
-
EKBIS28/09/2025 10:30 WIB
Harga Emas Antam dan Buyback Hari Ini: Selisih Rp 153.000 per Gram
-
NASIONAL28/09/2025 11:00 WIB
Komisi IX DPR Minta BGN Perbaiki Sistem Makan Bergizi Gratis Setelah Kasus Keracunan