Connect with us

Berita

Tahun 2025, ESDM Targetkan Kapasitas PLTS Atap 3,6 GW Pada

AKTUALITAS.ID – Kementerian ESDM menargetkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap bisa mencapai 3,6 gigawatt (GW) pada 2025. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan optimalisasi pengembangan PLTS atap bakal bertumpu pada sektor rumah tangga dan industri guna memaksimalkan pencapaian target tersebut. “Jadi, sebenarnya (PLTS atap) nanti […]

Published

on

AKTUALITAS.ID – Kementerian ESDM menargetkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap bisa mencapai 3,6 gigawatt (GW) pada 2025.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan optimalisasi pengembangan PLTS atap bakal bertumpu pada sektor rumah tangga dan industri guna memaksimalkan pencapaian target tersebut.

“Jadi, sebenarnya (PLTS atap) nanti akan bertumpu pada sektor rumah tangga dan juga industri,” kata Dadan dikutip dari Antara, Jumat (27/8/2021).

Berdasarkan proyeksi pihaknya, Dadan menyebut pengembangan PLTS atap untuk sektor rumah tangga selama empat tahun ke depan berpotensi mencapai daya listrik sebesar 1,52 GW.

Proyeksi dibuat dengan asumsi jumlah pelanggan PLN yang akan memasang PLTS atap dengan target dua persen dari pelanggan 1.300 VA dan 10 persen dari pelanggan 2.200 VA.
poster

Sedangkan, dari sektor bisnis, pemerintah memperkirakan terdapat potensi 1,3 GW energi hijau dengan rincian 10 persen pelanggan PLN 1.300 VA sampai 14 kVA dan 20 persen pelanggan di atas 14 ribu kVA yang memasang PLTS atap. Dadan menjelaskan pemerintah telah mengatur agar target kapasitas terpasang PLTS atap sebesar 3,6 GW bisa tercapai pada 2025 mendatang.

Menurutnya, pencapaian target tersebut dilakukan secara bertahap mulai tahun ini dengan beberapa ratus MW ditambah ratusan MW lainnya hingga target terpenuhi. Dia menyatakan Kementerian ESDM akan mendiskusikan optimalisasi target tersebut dengan PLN supaya tidak terjadi gangguan dari sisi penyediaan listrik ke depan.

“Kami menargetkan 3,63 GW ini kira-kira lima persen dari kapasitas pembangkit listrik yang ada di PLN yang berasal dari sektor pemerintah, sosial, dan rumah tangga,” ujar Dadan.

Dia menambahkan kalau sektor rumah tangga akan menjadi kelompok target penetrasi terbesar, disusul sektor industri dan bisnis. Saat ini, pemerintah masih terus mengevaluasi sektor bisnis guna mengetahui seberapa besar potensinya secara riil di lapangan, misalnya luasan atap mal maupun gedung kantor.

Dalam grafik simulasi yang dibuat Kementerian ESDM, dari 130.366 jumlah pelanggan listrik sektor industri terdapat potensi 18.224 pelanggan yang akan memasang PLTS atap atau setara 13,98 persen.

Saat ini, pemerintah sedang mengkaji skema baru perhitungan nilai ekspor impor listrik agar semakin menarik minat pelanggan untuk menggunakan PLTS atap. Adapun nilai transaksi eksim akan ditingkatkan dari sebelumnya 65 persen menjadi 100 persen.

Skema itu nantinya akan tertuang dalam regulasi baru, yakni rancangan revisi Peraturan Menteri ESDM Nomor 49 tahun 2018 tentang PLTS atap yang baru saja selesai tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM.

OASE

INFOGRAFIS

WARGANET

Trending