Berita
Harga Batu Bara Cetak Rekor Tertinggi, Pemadaman Listrik di China Terus Berlanjut
AKTUALITAS.ID – Pemadaman listrik di China kembali berlanjut pada awal pekan ini. Itu terjadi karena harga batu bara mencetak rekor tertinggi dalam beberapa waktu terakhir. Kenaikan ini membuat Negeri Tirai Bambu semakin kesulitan mendistribusikan pasokan listrik ke masyarakat di tengah kekurangan batu bara sebagai bahan baku. Melansir CNN Business, harga batu bara berjangka naik 12 […]

AKTUALITAS.ID – Pemadaman listrik di China kembali berlanjut pada awal pekan ini. Itu terjadi karena harga batu bara mencetak rekor tertinggi dalam beberapa waktu terakhir.
Kenaikan ini membuat Negeri Tirai Bambu semakin kesulitan mendistribusikan pasokan listrik ke masyarakat di tengah kekurangan batu bara sebagai bahan baku.
Melansir CNN Business, harga batu bara berjangka naik 12 persen ke kisaran US$219 per metrik ton atau setara Rp3,1 juta per metrik ton (kurs Rp14.200 per dolar AS). Harga tersebut naik lebih dari dua kali lipat sepanjang tahun ini.
Selain faktor kenaikan harga, pemadaman listrik di China juga terjadi karena terganggunya distribusi akibat banjir yang terjadi di China bagian utara. Banjir memaksa sekitar 60 tambang batu bara tutup di Provinsi Shanxi, pusat tambang terbesar sekaligus penghasil seperempat produksi batu bara di China.
Sementara dari sisi permintaan, kebutuhan listrik masyarakat dan dunia usaha meningkat sejalan dengan pemulihan ekonomi global dan negara tersebut. Tercatat, konsumsi listrik nasional di China meningkat 14 persen pada Januari-Agustus 2021 dibandingkan Januari-Agustus 2020.
Selain itu, China juga tengah kekurangan pasokan batu bara dari Australia. Hal ini terjadi karena kedua negara sedang tidak akur dalam masalah perdagangan.
Lebih lanjut, Moody’s, lembaga pemeringkat internasional menilai krisis energi dan pemadaman listrik di China akan menghambat pertumbuhan ekonomi negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping itu.
“Pemadaman listrik China akan menambah tekanan ekonomi, membebani pertumbuhan PDB 2022. Risiko terhadap perkiraan PDB bisa lebih besar karena gangguan pada produksi dan rantai pasokan masuk,” ungkap laporan Moody’s.
-
EKBIS24/04/2025 09:45 WIB
Rupiah ‘Lemes’ di Pembukaan 24 April 2025, Dolar AS Masih Sulit Ditaklukkan
-
EKBIS24/04/2025 08:30 WIB
Harga BBM Terbaru 24 April 2025: Mayoritas SPBU Tahan Harga, Cek Daftar Lengkap di Sini
-
OASE24/04/2025 05:00 WIB
Alasan Mengapa ‘Induk Alquran’ Duduk Manis di Awal Mushaf
-
EKBIS24/04/2025 09:15 WIB
Pembukaan Pasar 24 April 2025: IHSG Melejit Kuat, Lanjutkan Reli Ditopang Optimisme Pasar
-
OLAHRAGA24/04/2025 00:01 WIB
JIS Siap Gelar Laga Kandang Persija Jakarta di Liga 1 pada Mei 2025
-
OLAHRAGA23/04/2025 20:00 WIB
Jakarta Segera Miliki Arena Pacuan Kuda Kelas Dunia, Rampung Awal 2026
-
JABODETABEK24/04/2025 05:30 WIB
Cuaca Jakarta 24 April: Ada Kejutan Hujan di Tengah Hari?
-
OLAHRAGA23/04/2025 18:00 WIB
Flick Tunjukkan Simpati untuk Ancelotti Jelang El Clasico Final Copa del Rey