Berita
Tuntut Reformasi Kerajaan, Ratusan Pengunjuk Rasa di Thailand Kembali Turun ke Jalan
Ratusan demonstran melakukan aksi unjuk rasa di ibu kota Thailand, Bangkok, menentang keputusan pengadilan tinggi yang memutuskan menyerukan reformasi kerajaan sama dengan upaya untuk menggulingkan monarki ultra-kuat di negara itu. Mahkamah Konstitusi – yang telah lama disebut dipolitisasi – menyampaikan pada Rabu, tiga pemimpin unjuk rasa menyampaikan pidato yang “bertujuan untuk menggulingkan monarki konstitusional”. Walaupun […]

Ratusan demonstran melakukan aksi unjuk rasa di ibu kota Thailand, Bangkok, menentang keputusan pengadilan tinggi yang memutuskan menyerukan reformasi kerajaan sama dengan upaya untuk menggulingkan monarki ultra-kuat di negara itu.
Mahkamah Konstitusi – yang telah lama disebut dipolitisasi – menyampaikan pada Rabu, tiga pemimpin unjuk rasa menyampaikan pidato yang “bertujuan untuk menggulingkan monarki konstitusional”.
Walaupun keputusan pengadilan tidak menetapkan hukuman pidana bagi para pemimpin unjuk rasa, para pengamat mengatakan keputusan itu dapat semakin mempersempit ruang bagi para aktivis yang mengampanyekan reformasi monarki.
Kendati dilarang berkumpul, pengunjuk rasa berkumpul di distrik perbelanjaan utama Bangkok untuk menentang keputusan tersebut, memegang berbagai tanda yang bertuliskan mereka tidak menginginkan monarki absolut.
“Kami tidak menggulingkan negara ini. Reformasi adalah untuk membuatnya lebih baik,” teriak pemimpin protes Thatchapong Kaedam, ketika para demonstran melambaikan plakat yang mengatakan “Reformasi tidak sama dengan penggulingan”, dikutip dari Al Jazeera, Senin (15/11/2021).
Polisi sempat bentrok dengan beberapa demonstran, menembakkan peluru karet yang mengenai setidaknya satu pengunjuk rasa yang melukai dadanya, kata sebuah laporan. Pria yang terluka itu dilarikan menuju ambulans.
Pusat Darurat Erawan kota mengatakan setidaknya dua orang terluka, meskipun tidak ada rincian yang diberikan terkait kondisi korban.
Sebelumnya pada hari itu, polisi memperingatkan larangan berkumpul.
“Kami ingin masyarakar fokus bagaimana menggunakan hak dan kebebasan tapi jangan melanggar UU yang ditetapkan Mahkamah Konstitusi,” kata juru bicara kepolisian Bangkok, Jirasant Kaewsangake.
Menjelang malam, para demonstran bergerak menuju kedutaan besar Jerman, negara di mana Raja Maha Vajiralongkorn kerap tinggal, dan mengajukan surat kepada kedutaan mengungkapkan kekhawatiran mereka negara itu terkait kekuasaan absolut.
Raja Maha Vajiralongkorn terbang ke Jerman pekan ini, menurut laporan media Jerman, perjalanan luar negeri pertamanya dalam setahun lebih.
Unjuk rasa yang dimotori para pemuda mulai tahun lalu, menyerukan pencopotan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha (67), mantan pemimpin kudeta, menjadi tantangan terbesar negara kerajaan itu dalam beberapa dekade.
Unjuk rasa tersebut telah menghapuskan tabu yang telah berlangsung lama di Thailand, yang memiliki hukum ketat lese majeste di mana pelanggar bisa terancam hukuman 15 tahun penjara jika terbukti menghina kerajaan.
Sejak unjuk rasa tersebut dimulai, sedikitnya 157 orang telah didakwa dengan UU lese majeste, menurut catatan yang dikumpulkan Pengacara Thailand untuk kelompok HAM.
-
JABODETABEK18/06/2025 09:45 WIB
Proposal Perdamaian Ditolak Meski Utang Sudah Dilunasi, Diduga Ada Konflik Kepentingan Kreditor Afiliasi
-
RAGAM18/06/2025 01:00 WIB
Arbani Yasiz dan Raissa Ramadhani Resmi Bertunangan, Momen Manis Diunggah di Instagram
-
JABODETABEK18/06/2025 05:30 WIB
Waspada Cuaca Ekstrem! Petir dan Hujan Guyur Jabodetabek Rabu 18 Juni 2025
-
DUNIA18/06/2025 10:15 WIB
Langit Teheran Membara: Israel Kembali Gempur Iran dengan 60 Pesawat Tempur
-
RAGAM18/06/2025 16:30 WIB
Tom Cruise Bakal Terima Oscar Kehormatan
-
EKBIS18/06/2025 08:45 WIB
Harga BBM Resmi Turun Mulai 18 Juni 2025, Konsumen Nikmati Penurunan Harga di Seluruh SPBU Nasional
-
DUNIA18/06/2025 08:00 WIB
Iran Klaim Sukses Hancurkan Markas Mossad di Jantung Tel Aviv dengan Serangan Rudal Dahsyat
-
EKBIS18/06/2025 09:45 WIB
IHSG Menguat Tipis 18 Juni, Tiga Saham Ini Diprediksi Cuan