DUNIA
Trump Lepaskan Tarif 145% untuk Ponsel dan Laptop Impor China
AKTUALITAS.ID – Dalam langkah yang mengejutkan, Pemerintah Amerika Serikat yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump mengumumkan pengecualian tarif bagi ponsel, laptop, dan sejumlah barang elektronik lainnya yang diimpor dari China. Keputusan ini menghapuskan tarif timbal balik setinggi 145 persen yang sebelumnya diterapkan dan merupakan langkah signifikan di tengah ketegangan perdagangan dengan Negeri Tirai Bambu.
Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS telah merilis daftar kode tarif yang akan dikecualikan, yang mulai berlaku secara retroaktif pada pukul 12:01 EDT (0401 GMT) pada 5 April. Pengecualian ini mencakup 20 kategori produk, termasuk semua komputer dan perangkat pemrosesan data otomatis, serta peralatan semikonduktor dan layar panel datar.
Keputusan ini terlihat sebagai upaya untuk memberikan kelegaan bagi perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Apple dan Dell Technologies yang sangat bergantung pada komponen dan produk yang diimpor dari China. Pemberian pengecualian ini juga menunjukkan adanya pengakuan atas dampak potensial dari tarif yang tinggi terhadap industri teknologi domestik.
Pernyataan resmi dari Gedung Putih menyebutkan sementara pengecualian diberikan untuk barang-barang elektronik ini, tarif dasar 20 persen yang diterapkan untuk impor China yang terkait dengan krisis fentanil di AS tetap berlaku. Pihak Gedung Putih juga mengindikasikan adanya rencana untuk meluncurkan penyelidikan baru mengenai keamanan nasional terkait semikonduktor, yang berpotensi mengarah pada penerapan tarif baru di sektor tersebut.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menekankan Trump telah memperingatkan pentingnya mengurangi ketergantungan AS pada produk teknologi yang diproduksi di China. “Trump memerintahkan perusahaan-perusahaan besar seperti Apple dan produsen chip wie Nvidia untuk mempercepat pemindahan manufaktur mereka kembali ke AS,” ujarnya.
Langkah ini tidak hanya mencerminkan dinamika perdagangan yang kompleks antara AS dan China, tetapi juga menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan produksi domestik di sektor teknologi. Dengan adanya pengecualian ini, diharapkan perusahaan teknologi AS dapat beroperasi lebih efisien dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar global di tengah tantangan yang ada. (Mun/Yan Kusuma)
-
OLAHRAGA27/10/2025 20:00 WIBEl Clasico Panas! Xabi Alonso: Bentrok Pemain Madrid–Barca Itu Hal Wajar
-
POLITIK27/10/2025 16:00 WIBDPR: Umrah Mandiri Tidak Matikan Bisnis Travel
-
POLITIK27/10/2025 19:30 WIBGanjar Ajak Kader Perjuangan Perkuat Integritas Menuju Pemilu 2029
-
JABODETABEK27/10/2025 20:31 WIBPemprov DKI Salurkan Bansos untuk 198 Ribu Warga Rentan Jakarta
-
NASIONAL27/10/2025 15:00 WIBPrabowo Hadiri Pertemuan KTT Ke-47 ASEAN di Malaysia
-
EKBIS27/10/2025 18:00 WIBPurbaya: Fokus Berantas Impor Ilegal di Pelabuhan
-
JABODETABEK28/10/2025 06:30 WIBPos Depok Siaga 3, BPBD DKI Peringatkan 41 Wilayah di Bantaran Kali Waspada Banjir
-
NUSANTARA27/10/2025 16:30 WIBBasarnas Banten Temukan Jasad Dua Anak Terbawa Arus Sungai

















