Connect with us

DUNIA

Hamas Siap Bebaskan Sandera AS, Langkah Awal Menuju Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Aktualitas.id -

Arsip - Anggota kelompok perlawanan Palestina, Hamas. (Anadolu)

AKTUALITAS.ID – Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mengumumkan pada Minggu bahwa mereka akan membebaskan Idan Alexander, sandera berkewarganegaraan ganda Israel-Amerika, sebagai bagian dari upaya menuju kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Dalam pernyataannya, Hamas menyebut keputusan tersebut merupakan hasil dari pembicaraan intensif dengan pemerintah Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir, yang mereka nilai sangat positif. Hamas juga menyatakan kesiapannya untuk segera memulai perundingan intensif guna mencapai gencatan senjata permanen, pertukaran tahanan yang disepakati bersama, dan pembentukan badan profesional independen untuk memerintah Gaza.

Kelompok tersebut menegaskan bahwa kerangka kerja tersebut bertujuan untuk menciptakan stabilitas jangka panjang di wilayah tersebut, sekaligus mendukung proses rekonstruksi dan penghapusan blokade Israel.

Hamas turut mengapresiasi peran mediasi dari Qatar, Mesir, dan Turki yang dinilai berkontribusi besar dalam proses ini.

Idan Alexander, seorang tentara dari unit infanteri elit Israel yang ditangkap di perbatasan Gaza, diketahui sebagai sandera terakhir berkewarganegaraan AS yang masih hidup di wilayah tersebut. Menurut Hamas, pembebasan Alexander diharapkan menjadi langkah awal yang akan memfasilitasi gencatan senjata, membuka kembali perlintasan perbatasan, serta memperlancar pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Media Israel melaporkan bahwa pembebasan Alexander, yang diperkirakan terjadi dalam 48 jam ke depan, memaksa pemerintah Israel untuk menghentikan operasi militer, meski hanya dalam waktu terbatas.

Dalam pernyataan terpisah, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan bahwa pihaknya menerima informasi dari Amerika Serikat terkait niat Hamas untuk membebaskan Alexander sebagai bentuk itikad baik, tanpa syarat atau imbalan apa pun.

Pemerintah Israel menyatakan bahwa langkah ini membuka peluang baru untuk memulai negosiasi pembebasan sandera lainnya, merujuk pada usulan dari Steve Witkoff, utusan khusus Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, yang telah mendapat persetujuan dari Tel Aviv.

Israel kini menanti realisasi pembebasan tersebut dan menegaskan bahwa negosiasi akan terus berjalan meski dalam kondisi perang, dengan komitmen penuh untuk mencapai seluruh tujuan operasi militer mereka.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Amerika Serikat maupun pihak Palestina mengenai perkembangan terbaru ini. (ARI WIBOWO/DIN) 

TRENDING