Connect with us

DUNIA

Zona Pengungsian Palsu? PBB Sebut 70% Gaza di Bawah Kendali Militer Israel

Aktualitas.id -

Pasukan Israel berpatroli di sepanjang jalan selama operasi militer di Jalur Gaza utara. (Dok. AFP)

AKTUALITAS.ID – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan fakta mencengangkan mengenai kondisi terkini di Jalur Gaza. Juru bicara PBB, Farhan Haq, dalam konferensi pers yang dikutip pada Sabtu (9/5/2025), menyatakan 70 persen wilayah Gaza kini berada dalam zona militerisasi Israel, zona perintah pengungsian paksa, atau area yang tumpang tindih dengan keduanya.

Pernyataan tegas PBB ini menyoroti dampak masif operasi militer Israel terhadap kehidupan sipil dan akses bantuan kemanusiaan di wilayah tersebut. Haq menekankan pembatasan ketat yang terus diberlakukan oleh Israel menjadi penghalang utama bagi kelancaran penyaluran bantuan yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza.

Sebagai contoh nyata, Haq mengungkapkan bagaimana upaya para mitra PBB untuk memperbaiki kabel fiber optik yang rusak selama enam pekan di Gaza terus mengalami penolakan dari otoritas Israel. Permintaan koordinasi untuk memperbaiki jaringan komunikasi vital bagi para pekerja kemanusiaan tersebut berulang kali ditolak, termasuk penolakan terakhir yang terjadi pada pagi hari ini.

“Penolakan terakhir terjadi pagi ini, karena kabel tersebut merupakan sumber konektivitas data yang penting bagi para responder kemanusiaan,” kata Haq dengan nada prihatin.

Selain masalah komunikasi, tim PBB juga terus berjuang untuk mendapatkan akses bahan bakar yang stabil. Meskipun ada sedikit kemajuan dalam dua hari terakhir, di mana tim PBB yang dipimpin OCHA (Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan) diizinkan mengambil pasokan dari sebuah stasiun bahan bakar di Rafah setelah hampir tiga minggu penolakan, Haq menegaskan jumlah tersebut “hanya sedikit dibandingkan dengan kebutuhan yang sangat besar.”

“OCHA PBB butuh dukungan otoritas Israel pada pergerakan misi kemanusiaan di dalam wilayah Gaza,” tegas Haq, menyerukan agar Israel mempermudah akses bagi para pekerja kemanusiaan.

Menanggapi rencana pengiriman bantuan usulan Israel yang didukung Amerika Serikat, Haq menyatakan bahwa OCHA dan mitra kemanusiaannya telah berpartisipasi dalam dialog dengan AS untuk mencari cara terbaik memastikan bantuan dapat menjangkau warga Gaza sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. Namun, pernyataan ini mengindikasikan tantangan dalam penyaluran bantuan tetap signifikan di tengah kondisi zona militerisasi yang meluas.

Pernyataan PBB ini semakin memperkuat kekhawatiran dunia internasional terhadap situasi kemanusiaan yang terus memburuk di Gaza, di mana mayoritas wilayahnya kini berada di bawah kendali militer atau perintah pengungsian Israel, secara signifikan menghambat upaya penyelamatan dan bantuan bagi jutaan penduduk yang membutuhkan. (Mun)

TRENDING