Connect with us

DUNIA

Setelah Kritikan Kelaparan, Israel Buka ‘Jeda Militer’ dan Rute Aman di Gaza

Aktualitas.id -

Warga Gaza melintas di antara reruntuhan bangunan yang terkena serangan Israel. ( Mustafa Hassona - Anadolu Agency )

AKTUALITAS.ID – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan penghentian sementara operasi militer di tiga wilayah utama Jalur Gaza, Palestina. Keputusan ini diumumkan pada Minggu (27/7/2025) dan diambil dengan alasan “tujuan kemanusiaan”, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Menurut Reuters, IDF menyatakan operasi militer akan dihentikan sementara di Al-Mawasi, Deir Al-Balah, dan Gaza City mulai pukul 10.00 pagi hingga 20.00 malam waktu setempat. Pengumuman ini disebut sebagai “jeda militer” yang akan berlaku hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.

“Keputusan tersebut dikoordinasikan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi internasional setelah diskusi dilakukan mengenai masalah tersebut,” jelas pernyataan resmi IDF.

Sebagai bagian dari upaya kemanusiaan, Israel juga menetapkan rute aman permanen di Gaza. Rute ini akan beroperasi setiap hari mulai pukul 06.00 hingga 23.00 malam. “[Rute ini] untuk memungkinkan pergerakan konvoi PBB dan bantuan yang aman dalam melakukan pengiriman dan distribusi makanan dan obat-obatan kepada penduduk di seluruh Jalur Gaza,” tambah IDF.

Keputusan ini datang di tengah tekanan internasional yang semakin keras terhadap Israel, terutama negara-negara Barat, akibat krisis kemanusiaan yang melanda Gaza. Data Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, kematian akibat kekurangan gizi di wilayah tersebut sudah mencapai lebih dari 100 orang, di mana lebih dari 80 di antaranya adalah anak-anak.

Lebih menggemparkan, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 900 ribu anak di Gaza sedang mengalami kelaparan, dengan 70 ribu lainnya menunjukkan gejala malnutrisi parah. Komunitas internasional telah memprotes keras dan mendesak Israel membuka blokade serta mengizinkan seluruh bantuan masuk ke Gaza.

Israel sendiri menyatakan telah berjanji akan membuka koridor udara untuk bantuan dan membangun koridor kemanusiaan tambahan. Namun, langkah ini menuai kritik. Kelompok internasional menganggap pengiriman bantuan melalui udara tidak efektif karena dianggap mahal dan berpotensi membahayakan warga. Banyak warga yang pernah terluka akibat tertiban paket bantuan yang jatuh dari langit.

Ironisnya, laporan Al Jazeera pada hari yang sama menyebutkan sedikitnya 11 orang terluka setelah salah satu paket bantuan jatuh tepat ke tenda pengungsian di Gaza utara. Hal ini menimbulkan keraguan akan keefektifan dan keamanan koridor udara yang diusulkan.

Gencatan senjata sementara ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperlancar arus bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh warga sipil di Gaza yang telah lama terjebak dalam konflik dan blokade. (Mun)

TRENDING