Connect with us

DUNIA

Tanpa Pengawalan dan ‘Diteror’ di Laut Lepas, Nasib Armada Bantuan ke Gaza di Ujung Tanduk?

Aktualitas.id -

Ilustrasi kapal kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF), Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Ketegangan di Laut Mediterania meningkat tajam pada Rabu (1/10/2025) malam, saat armada kapal kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) yang berlayar menuju Gaza melaporkan adanya “teror” dari beberapa kapal tak dikenal yang melakukan manuver berbahaya di dekat mereka. Insiden ini terjadi di tengah keputusan mengejutkan Italia yang menarik mundur kapal perang pengawalnya, meninggalkan armada sipil tersebut tanpa perlindungan militer.

Dilansir dari Reuters, pihak GSF melalui media sosial menyebut sebuah kapal yang diduga milik Israel mendekati armada mereka pada Rabu dini hari. Kapal tersebut dituduh tidak hanya melakukan manuver yang membahayakan tetapi juga mengacaukan sistem komunikasi GSF. Sebuah foto yang dirilis menunjukkan siluet kapal militer, lengkap dengan menara meriam, membayangi kapal-kapal sipil GSF.

“Kami terus berlayar ke Gaza, mendekati batas 120 mil laut, dekat area di mana armada sebelumnya telah dicegat atau diserang,” demikian pernyataan GSF.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Israel belum memberikan komentar resmi terkait tuduhan tersebut. Namun, pemerintah Israel sebelumnya telah menegaskan akan melakukan segala cara untuk mencegah armada GSF mencapai Gaza, dengan alasan blokade tersebut sah untuk memerangi milisi Hamas.

Ditinggal Pengawal, GSF Nekat Terus Berlayar

Situasi menjadi semakin genting setelah Kementerian Pertahanan Italia mengumumkan penarikan kapal fregat mereka yang selama ini mengawal GSF. Kapal perang Italia tersebut dilaporkan berhenti pada jarak 278 kilometer dari garis pantai Gaza.

Pemerintah Italia menduga armada GSF kemungkinan besar akan dicegat oleh militer Israel di laut lepas, yang berisiko pada penangkapan para aktivis. Perdana Menteri Giorgia Meloni bahkan telah meminta armada tersebut untuk menghentikan pelayarannya.

Meskipun ditinggal tanpa pengawalan dan menghadapi potensi ancaman, GSF menegaskan tekad mereka untuk terus maju. Armada yang membawa lebih dari 500 relawan dari berbagai negara, termasuk aktivis iklim ternama asal Swedia, Greta Thunberg, ini diperkirakan akan tiba di perairan Gaza dalam waktu kurang dari 18 jam.

Kini, mata dunia tertuju pada nasib armada GSF. Publik khawatir insiden kekerasan seperti yang terjadi pada armada-armada bantuan sebelumnya akan kembali terulang, saat kapal-kapal sipil yang membawa bantuan kemanusiaan itu berhadapan langsung dengan blokade militer Israel. (Mun)

TRENDING