Connect with us

DUNIA

Yaman Bergejolak: Arab Saudi Desak Separatis Mundur dari Wilayah yang Direbut

Aktualitas.id -

Para pendukung Dewan Transisi Selatan, sebuah koalisi kelompok separatis yang berupaya memulihkan negara Yaman Selatan, Foto: IST

AKTUALITAS.ID – Arab Saudi secara tegas menyerukan kepada kelompok separatis Yaman, Dewan Transisi Selatan (STC), untuk mundur secara damai dari provinsi-provinsi yang baru mereka kuasai, sambil memperingatkan bahwa koalisi pimpinan Riyadh siap mendukung pemerintah Yaman dalam konfrontasi militer bila diperlukan. Pernyataan itu disampaikan menjelang eskalasi yang tercatat dengan laporan serangan udara peringatan terhadap posisi separatis di provinsi Hadramawt.

Juru bicara koalisi, Brigadir Jenderal Turki al-Malki, mengatakan pihak koalisi akan bertindak “secara langsung dan pada saat yang tepat … untuk melindungi warga sipil”, menurut kantor berita resmi Saudi (SPA). Sementara itu Menteri Pertahanan Saudi, Pangeran Khalid bin Salman, mendesak lewat unggahan di platform X agar STC menyerahkan kendali provinsi-provinsi yang direbut kepada otoritas pemerintah melalui mekanisme damai.

Kelompok STC, yang didukung Uni Emirat Arab dan bergerak untuk menghidupkan kembali ide negara selatan merdeka, sebelumnya merebut sejumlah wilayah strategis di selatan Yaman dalam beberapa pekan terakhir. Keberhasilan cepat STC memicu kecemasan di Riyadh karena dianggap mempermalukan status regional Arab Saudi dan menguji solidaritas koalisi anti-Houthi. STC membantah akan mundur meskipun ada peringatan dan klaim adanya serangan udara yang menarget posisi mereka.

Di sisi lapangan, seorang pejabat militer Yaman mengatakan sekitar 15.000 tentara yang didukung Saudi telah berkumpul di daerah perbatasan sebagai langkah kesiapsiagaan — namun sejauh ini belum ada perintah untuk maju menyerang. Konsentrasi pasukan ini menandakan potensi eskalasi militer jika negosiasi gagal meredakan ketegangan.

Analis regional memperingatkan risiko cepat memburuknya situasi. Farea al-Muslimi dari Chatham House menilai STC telah melewati “garis merah” Riyadh dan perbuatan yang mempermalukan Saudi di muka publik bisa memicu reaksi keras. Pernyataan para pengamat menyoroti bagaimana dinamika Saudi-UAE serta kepentingan lokal di Yaman dapat menyulut konflik yang lebih luas.

PBB dan aktor internasional mendesak semua pihak menahan diri dan mengutamakan jalur diplomasi untuk mencegah kerusakan lebih jauh pada stabilitas regional dan menghindari dampak kemanusiaan bagi warga sipil. Untuk saat ini, perkembangan politik dan militer di Yaman akan terus dipantau karena dapat memengaruhi keamanan kawasan Teluk dan jalur pelayaran internasional.(Mun)

TRENDING