Connect with us

EKBIS

Cek SPBU! Harga Pertalite Tetap Rp10.000 per 8 November 2025

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada hari ini, Sabtu, (8/11/2025), menunjukkan kondisi yang bervariasi. Harga bensin, termasuk Pertalite, dilaporkan stabil. Namun, konsumen kendaraan diesel non-subsidi harus bersiap menghadapi kenaikan harga tipis.

Informasi ini sangat krusial bagi konsumen kendaraan pribadi maupun sektor logistik yang sensitif terhadap perubahan tarif BBM.

Kabar baiknya, harga bensin subsidi Pertalite (RON 90) tidak mengalami perubahan dan tetap dibanderol Rp 10.000 per liter.

Harga Bensin Non-Subsidi Stabil
Bagi pengguna bensin non-subsidi, harga juga terpantau stabil dan belum mengalami kenaikan di awal November ini. Berikut adalah rincian harga bensin non-subsidi di SPBU wilayah Jakarta:

1 – Pertamax (RON 92): Tetap di angka Rp 12.200 per liter.

2 – Pertamax Green (RON 95): Tetap di angka Rp 13.000 per liter.

3 – Pertamax Turbo (RON 98): Tetap di angka Rp 13.100 per liter.

Stabilitas harga Pertalite dan Pertamax ini menjadi angin segar bagi pengguna kendaraan roda dua dan kendaraan pribadi di kota besar.

Harga Diesel Non-Subsidi Naik Rp 200
Berbeda dengan bensin, jenis bahan bakar diesel non-subsidi justru tercatat mengalami kenaikan harga sekitar Rp 200 per liter. Kenaikan ini diduga terkait dengan penyesuaian harga minyak mentah global dan pergerakan kurs valuta asing.

Berikut adalah penyesuaian harga diesel non-subsidi:

Dexlite: Naik Rp 200 menjadi Rp 13.900 per liter (dari sebelumnya Rp 13.700 per liter).

Pertamina Dex: Naik Rp 200 menjadi Rp 14.200 per liter (dari sebelumnya Rp 14.000 per liter).

Bagi perusahaan angkutan barang atau logistik, kenaikan harga diesel non-subsidi ini, meskipun tipis, perlu diperhitungkan dalam anggaran operasional agar tidak berdampak pada biaya pengiriman.

Penting dicatat bahwa harga BBM yang dirilis ini berlaku untuk wilayah DKI Jakarta. Harga di wilayah lain seperti Jawa Barat, Sumatra, atau luar Pulau Jawa bisa berbeda tipis akibat perbedaan biaya distribusi dan transportasi. (Yan Kusuma/Mun)

TRENDING