Connect with us

EKBIS

Meski Jakarta Diguyur Hujan, IHSG Menguat ke Level 8.705

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengawali perdagangan Kamis (18/12/2025) pagi dengan pergerakan positif. Meski suasana Jakarta diguyur hujan sejak pagi hari, kondisi tersebut tidak mengganggu aktivitas perdagangan saham di pasar modal.

IHSG dibuka menguat 27,78 poin atau sekitar 0,32 persen ke level 8.705,13, didorong oleh aksi beli pada mayoritas saham. Seiring penguatan indeks, tercatat 330 saham bergerak naik, sementara sebagian lainnya stagnan dan melemah.

Penguatan juga terjadi pada kelompok saham unggulan. Indeks LQ45 dibuka naik 4,77 poin atau sekitar 0,56 persen ke posisi 857,34, mencerminkan minat beli investor terhadap saham-saham berkapitalisasi besar.

Pelaku pasar mencermati sejumlah sentimen global dan domestik yang berpotensi memengaruhi pergerakan IHSG sepanjang hari. Dari global, perhatian investor tertuju pada rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan diumumkan Kamis malam waktu Indonesia. Data ini akan menjadi indikator penting arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan.

Dari dalam negeri, sentimen pasar datang dari keputusan Bank Indonesia (BI) serta konferensi pers APBN KiTa yang akan digelar sore ini, beberapa jam sebelum pengumuman inflasi AS.

Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Desember 2025, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 4,75 persen. Kebijakan tersebut diambil sebagai langkah antisipatif dan berwawasan ke depan guna menjaga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 1,5–3,5 persen pada 2025–2026.

Selain menjaga stabilitas harga, keputusan BI juga menegaskan komitmen bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Sikap ini mencerminkan pendekatan pro-stability, meskipun ruang pelonggaran kebijakan moneter mulai terbuka seiring melandainya inflasi domestik.

Bank Indonesia juga menegaskan akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter, sembari tetap mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui kebijakan makroprudensial yang longgar.

Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah strategis dengan melakukan lobi tingkat tinggi kepada penyedia indeks global MSCI. Direktur Utama BEI dilaporkan terbang ke New York untuk membahas aturan free float yang dinilai berpotensi merugikan emiten Indonesia.

BEI menilai definisi free float di Indonesia relatif lebih ketat, dengan batas kepemilikan 5 persen, dibandingkan standar bursa global yang umumnya 10 persen. Penerapan metodologi tersebut dinilai dapat menekan bobot saham-saham berkapitalisasi besar Indonesia di indeks global.

Langkah diplomasi ini dinilai krusial untuk menjaga aliran dana asing serta mencegah potensi capital outflow yang dapat menekan kinerja IHSG ke depan.

Dengan kombinasi sentimen global, kebijakan moneter BI, serta upaya BEI menjaga daya saing pasar modal nasional, pergerakan IHSG hari ini diperkirakan tetap dinamis dan berpeluang melanjutkan penguatan. (Firmansyah/Mun)

TRENDING