Connect with us

NASIONAL

Akademisi Nilai Kebijakan Kementan Bangun Ekosistem Pangan Berkelanjutan

Aktualitas.id -

Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono saat mengecek takaran Minyakita di Pasar Tambahrejo, Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat (14/3/2025). Humas Kementan

AKTUALITAS.ID – Akademisi Universitas Andalas, Muhammad Makky, menilai arah kebijakan Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menunjukkan perubahan mendasar dalam tata kelola sektor pangan. Menurutnya, negara hadir tidak hanya sebagai regulator, tetapi juga sebagai penggerak ekosistem pangan dari hulu hingga hilir.

“Ini strategi bisnis yang dirancang oleh Pak Menteri. Program yang dijalankan bukan berbasis government project, tetapi sudah mempertimbangkan skala bisnis,” kata Makky dalam siaran pers yang diterima Aktualitas.id, Minggu (28/12/2025).

Ia menjelaskan, transformasi kebijakan tersebut terlihat dari fokus pemerintah dalam menciptakan kepastian usaha di sektor pertanian. Kepastian ini menjadi faktor penting untuk menjaga stabilitas produksi, meningkatkan produktivitas, serta memperkuat posisi petani dalam sistem pangan nasional.

BACA JUGA: Mentan Minta Usut Tuntas Impor Gelap Bawang Bombai Berpenyakit di Surabaya

Menurut Makky, penguatan ekosistem pangan dilakukan melalui berbagai intervensi yang terintegrasi, mulai dari penyediaan sarana produksi, perbaikan infrastruktur pertanian, hingga penguatan sistem distribusi dan cadangan pangan. Pendekatan ini dinilai krusial untuk menjaga stabilitas produksi di tengah tantangan perubahan iklim dan dinamika global.

“Pemerintah menyiapkan pupuk, benih, mesin pertanian, serta program optimasi dan rehabilitasi lahan. Produktivitas bisa meningkat dengan jaminan suplai air dan sistem drainase yang baik, baik saat musim kering maupun curah hujan ekstrem,” ujarnya.

Ia juga menyoroti perbaikan tata kelola layanan pertanian yang dinilai semakin sederhana dan mudah diakses oleh petani. Penyederhanaan birokrasi membuka peluang peningkatan produksi sekaligus memperluas partisipasi masyarakat di sektor pertanian.

“Dengan proses yang lebih sederhana dan rantai birokrasi yang pendek, petani kini lebih mudah mengakses pupuk subsidi, bantuan alat mesin pertanian, maupun kebutuhan benih,” jelasnya.

BACA JUGA: Mentan Amran Tegaskan Swasembada Pangan Tercepat dalam Sejarah, Sebut Peran Penting Keterbukaan Informasi dan Sinergi Lintas Sektor

Lebih lanjut, Makky menilai kehadiran pemerintah dalam mengawal distribusi dan menjaga stabilitas harga menjadi bagian penting dalam melindungi produsen dan konsumen. Melalui pengelolaan stok pangan dan pengawasan pasar, fluktuasi harga dinilai dapat ditekan.

“Bukan hanya kepastian keuntungan, tetapi masyarakat merasa dikawal dan diperhatikan melalui intervensi langsung pemerintah,” tegasnya.

Ia menambahkan, pemberian insentif kepada petani dalam bentuk penjaminan harga hasil panen menjadi salah satu kunci penguatan ekosistem pangan. Dengan harga yang terjamin, petani memperoleh kepastian keuntungan di akhir proses produksi.

“Insentif dalam bentuk penjaminan harga menjadi kunci, karena petani memiliki kepastian keuntungan,” katanya.

Oleh karena itu, Makky menilai, pendekatan berbasis ekosistem tersebut berdampak jangka panjang, tidak hanya mendorong peningkatan produksi, tetapi juga membangun kepercayaan pelaku usaha tani dan membuka ruang regenerasi petani.

“Transformasi kebijakan pertanian tersebut dinilai sebagai langkah strategis dalam menyiapkan sektor pangan nasional yang adaptif, mandiri, dan berkelanjutan,” pungkasnya. (Yan Kusuma)

TRENDING