Connect with us

DUNIA

Trump Usulkan Relokasi Warga Gaza ke Negara Tetangga, Biden Menolak

Aktualitas.id -

Warga Palestina yang bereaksi terhadap kabar tentang kesepakatan gencatan senjata dengan Israel di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Palestina (15/1/2025). (Xinhua)

AKTUALITAS.ID – Presiden AS Donald Trump mengusulkan pemindahan sementara atau permanen warga Gaza ke negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania. Usulan ini disampaikan saat berbicara dengan wartawan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One dalam perjalanannya menuju Miami, Sabtu (25/1/2025).

Trump mengatakan telah membahas gagasan ini dengan Raja Abdullah II dari Yordania dan berencana menghubungi Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi untuk meminta dukungan.

“Gaza saat ini dalam kondisi kacau. Saya ingin Yordania dan Mesir menerima warga Palestina agar mereka bisa hidup dengan lebih aman dan damai,” ujar Trump.

Menurutnya, kondisi Gaza yang porak-poranda akibat perang berkepanjangan harus diatasi dengan solusi konkret. Ia menilai wilayah itu bisa dikembangkan kembali dengan pendekatan yang berbeda.

“Gaza memiliki lokasi fenomenal di tepi laut dan cuaca yang luar biasa. Jika dikelola dengan baik, beberapa hal luar biasa bisa dilakukan di sana,” tambahnya.

Meski demikian, usulan Trump ini mendapat penolakan dari pemerintahan Presiden Joe Biden. Gedung Putih menegaskan bahwa solusi terbaik adalah mengembalikan warga Gaza ke rumah mereka setelah tercapainya perdamaian dan solusi dua negara.

Sementara itu, perang antara Israel dan Hamas yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak. Saat ini, gencatan senjata telah diberlakukan sejak 19 Januari untuk memberikan jeda kemanusiaan bagi warga Gaza.

Trump meragukan ketahanan gencatan senjata tersebut. “Itu bukan perang kita, itu perang mereka. Tapi Gaza benar-benar harus dibangun kembali dengan cara yang berbeda,” ujarnya.

Usulan relokasi warga Gaza ini menambah dinamika politik global, memicu beragam reaksi dari komunitas internasional terkait masa depan rakyat Palestina.  (KAISAR/RIHADIN)

TRENDING