Berita
Sebagai Pukulan bagi NATO, AS Tarik 12 Ribu Tentara dari Jerman
Amerika Serikat memutuskan menarik 12 ribu tentara dari Jerman sesuai perintah Presiden Donald Trump. Keputusan itu dinilai sebagai pukulan bagi aliansi militer NATO. Trump mengatakan keputusan itu diambil karena Jerman tidak dapat memenuhi belanja pertahanan sebesar 2 persen dari PDB sesuai target NATO. Kata dia, Jerman hanya mengambil keuntungan dari AS. Sesuai kesepakatan anggota NATO […]
Amerika Serikat memutuskan menarik 12 ribu tentara dari Jerman sesuai perintah Presiden Donald Trump. Keputusan itu dinilai sebagai pukulan bagi aliansi militer NATO.
Trump mengatakan keputusan itu diambil karena Jerman tidak dapat memenuhi belanja pertahanan sebesar 2 persen dari PDB sesuai target NATO. Kata dia, Jerman hanya mengambil keuntungan dari AS.
Sesuai kesepakatan anggota NATO pada 2014, Jerman berkomitmen mengalokasikan dua persen dari PDB untuk pertahanan di 2024. Namun, Trump menganggap Jerman kurang berupaya mencapai target itu.
“Kami menghabiskan banyak uang buat Jerman, mereka mengambil keuntungan dari kami di perdagangan dan juga dari militer, jadi kami mengurangi pasukan,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, Rabu (29/7) seperti dikutip dari CNN.
“Mereka ada di sana untuk melindungi Eropa, melindungi Jerman, dan mereka seharusnya membayarnya,” ucap Trump. “Kami tidak ingin bertanggung jawab lagi.”
Menteri Pertahanan Mark Esper mengakui rencana itu akan menelan biaya yang tidak sedikit. Para pejabat pertahanan AS juga menyebut proses penarikan pasukan membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Sekitar 11.900 pasukan yang terdiri dari Angkatan Darat dan Angkatan Udara akan ditarik keluar dari Jerman dari total 25 ribu yang diperintahkan Trump.
Jumlah itu lebih besar dari rencana awal 9.500 tentara. Dengan pengurangan itu maka tentara AS di Jerman berkurang dari 36.000 menjadi 24.000.
Dari 11.900 tentara, 5.400 di antaranya akan tetap di Eropa. Sementara sisanya akan kembali ke keluarga sambil menunggu penempatan selanjutnya di Eropa.
Keputusan ini tak hanya mengejutkan negara-negara Eropa yang tergabung dalam NATO, tapi juga di dalam negeri AS. Keputusan tersebut dinilai melemahkan kekuatan di tengah ancaman Rusia dan China.
Senator dari Partai Republik Mitt Romney menegaskan keputusan itu sebagai kesalahan besar dan hadiah bagi Rusia.
“Seperti menampar wajah teman ketika kita seharusnya memperkuat komitmen bersama dalam menghadapi ancaman Rusia dan China,” kata Romney.
Dia menilai keputusan itu bagai hadiah bagi Rusia yang mendukung Taliban dan memberikan imbalan kepada mereka untuk membunuh tentara AS.
- Multimedia22 jam lalu
FOTO: Peluncuran Buku Tantangan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di Indonesia
- Jabodetabek15 jam lalu
Jumat, Layanan SIM Keliling Hadir di Lima Lokasi Jakarta
- Dunia23 jam lalu
Yunani Dilanda 9.500 Kebakaran Hutan Sepanjang 2024, Angka Kebakaran Naik 75 Persen
- Jabodetabek11 jam lalu
Ledakan Mesin Pompa SPBU di Duren Sawit, Polisi Lakukan Penyelidikan
- POLITIK21 jam lalu
Tidak Gugat Hasil Pilkada ke MK, Pramono Ucapkan Terima Kasih pada RIDO & Dharma-Kun
- Olahraga13 jam lalu
Indonesia Pimpin Grup B ASEAN Cup 2024 Usai Imbang Lawan Laos
- Nasional24 jam lalu
Eddy Soeparno Raih Gelar Doktor, Studi Transformasi PAN Jadi Topik Disertasi
- Ragam12 jam lalu
Jarang Tampil Dilayar Kaca, Kiwil Fokus Berobat untuk penyembuhan Diabetes