Saat Latihan Militer ‘Nabi Muhammad ke-14’, Iran Tembak Rudal dari Dalam Tanah


Ilustrasi rudal jelajah terbaru Iran, Hoveizeh, yang dipamerkan dalam pameran persenjataan di Teheran, Sabtu (2/2/2019).(AFP / ATTA KENARE)

Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) meluncurkan rudal balistik dari bawah tanah saat latihan militer ‘Nabi Muhammad ke-14’, Rabu (29/7).

Televisi pemerintah menayangkan proses peluncuran itu di sebuah padang pasir. Empat rudal melesat cepat ke udara. Tampak semburan api, asap dan debu membumbung dari dalam tanah sebelum rudal meluncur ke atas.

IRGC mengatakan peluncuran rudal dari dalam tanah merupakan yang pertama di dunia.

“Kami telah melakukan peluncuran rudal balistik dari kedalaman bumi untuk pertama kalinya,” komandan aerospace IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh seperti dikutip dari Associated Press.

Menurut dia peluncuran dilakukan tanpa menggunakan landasan biasa. Rudal yang ditanam meluncur keluar dan mengenai sasaran mereka dengan tepat.

“Keberhasilan peluncuran rudal balistik dari dalam bumi dengan cara yang disamarkan adalah pencapaian penting yang dapat menimbulkan tantangan serius bagi organisasi intelijen musuh,” kata IRGC

Dalam latihan sebelumnya, IRGC juga menghujani kapal induk tiruan Amerika Serikat dengan serangkaian rudal di selat Hormuz. AS langsung mengecam tindakan Iran itu.

Angkatan Laut AS menganggap latihan tersebut menggambarkan sikap Iran yang “tidak bertanggung jawab dan ceroboh”.

“Kami mengetahui latihan militer Iran yang melibatkan penembakan kapal induk tiruan menggunakan rudal,” kata juru bicara Armada Angkatan Laut AS Kelima, Rebecca Rebarich, kepada AFP.

Rebarich menuturkan AS selalu waspada memantau pergerakan militer Iran “yang tidak bertanggung jawab dan ceroboh” di perairan internasional tersebut.

Latihan perang itu terjadi beberapa hari setelah Iran menuduh jet tempur AS melecehkan pesawat komersial Teheran Mahan Air di atas langit Suriah.
Setidaknya empat penumpang pesawat Mahan Air terluka dalam insiden Kamis lalu setelah sang pilot mengambil tindakan darurat untuk menghindari pesawat tempur.

Ketegangan dua musuh bebuyutan itu meningkat sejak AS di bawah komando Donald Trump menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir 2018 dan kembali menerapkan sanksi pada Iran.

Mereka nyaris dua kali perang sejak Juni 2019, diawali aksi IRGC menembak jatuh pesawat tak berawak AS di Teluk.

Tensi kian memanas pada Januari lalu akibat kematian perwira tinggi militer Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Dia tewas dalam serangan drone yang diluncurkan AS.

Konfrontasi terbaru terjadi pada pertengahan April, saat itu AS menuduh 11 kapal IRGC melakukan pendekatan berbahaya dan melecehkan kapal perang mereka di Teluk Persia.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>