Berita
Apa Hukumnya tak Baca Basmalah Saat Baca Quran
Sering kita mendengar bahwa umat Islam saat membaca Alquran tidak membaca basmalah. Namun, ada orang yang ketika membaca Alquran hanya membaca taawudh, kemudian membaca ayat. Apa itu benar?. Atas pertanyaan itu, Ustaz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com) menjawab; Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah, amma badu, Pertama, setiap membaca Alquran, yang dimulai dari […]
Sering kita mendengar bahwa umat Islam saat membaca Alquran tidak membaca basmalah. Namun, ada orang yang ketika membaca Alquran hanya membaca taawudh, kemudian membaca ayat. Apa itu benar?.
Atas pertanyaan itu, Ustaz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com) menjawab; Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah, amma badu,
Pertama, setiap membaca Alquran, yang dimulai dari bagian manapun, kita dianjurkan membaca taawudz. Sehingga sebisa mungkin, taawudz tidak ditinggalkan. Karena ini perintah yang Allah sebutkan dalam Alquran. Allah berfirman,
“Apabila kamu membaca Alquran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
Kedua, menurut mayoritas ulama, bacaan basmalah dianjurkan ketika kita membaca Alquran dimulai dari awal surat. Dalilnya, hadis dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, beliau menceritakan,
Suatu ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam terbangun dari tidur sambil tersenyum. Kamipun bertanya, Ya Rasulullah, apa yang membuat anda tersenyum? beliau bersabda, “Baru saja turun kepadaku satu surat.” Kemudian beliau membaca,
Bismillahirrahmanirrahiiim.. innaa athainaakal kautsar dst (HR. Ahmad 12322, Muslim 921, dan yang lainnya).
An-Nawawi mengatakan,
Selayaknya dijaga untuk membaca bismillahirrahmanirrahim di setiap awal surat. Kecuali surat at-Taubah. Karena mayoritas ulama mengatakan, ini adalah satu ayat (khusus) yang ditulis di mushaf. Dan ayat ini ditulis di semua awal surat, kecuali at-Taubah. (at-Tibyan fi Adab Hamalah Alquran, hlm. 81).
Namun jika kita membacanya di pertengahan surat, misalnya, kita baca surat al-Baqarah langsung dari ayat 183, maka tidak masalah baca basmalah, tapi jika hanya membaca taawudh dan langsung baca ayatnya, tidak dicela.
Dalam al-Adab as-Syariyah dinyatakan,
Dianjurkan membaca basmalah di awal semua surat, baik ketika salat maupun di luar salat. Sebagaimana yang ditegaskan Imam Ahmad. Beliau mengatakan, “Jangan sampai ditinggalkan.”
Ada yang bertanya kepada beliau, “Jika dia membaca basmalah di tengah surat?” jawab Imam Ahmad, “Tidak masalah dia baca.” (al-Adab as-Syariyah, Ibnu Muflih, 2/326).
Ketiga, khusus untuk awal surat at-Taubah, dianjurkan untuk tidak diawali dengan basmalah, namun cukup baca taawudh. Di antara sebabnya, kesepakatan sahabat di zaman Utsman. Dalam mushaf Utsman tidak ada tulisan basmalah di awal surat at-Taubah. Dan menurut Utsman, itu yang beliau pahami dari isyarat yang diajarkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.
Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma pernah bertanya kepada Utsman,
Apa yang membuat anda meletakkan al-Anfal yang merupakan salah satu dari tujuh surat yang panjang disusul dengan at-Taubah yang merupakan surat al-Miin (surat yang jumlah ayatnya ratusan). Anda letakkan secara berurutan, sementara tidak anda tuliskan basmalah di antara keduanya.
Jawab Utsman Radhiyallahu anhu,
Dulu, ketika turun Alquran kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, beliau memanggil sahabat yang bertugas mencatat wahyu. Lalu beliau mengarahkan, Letakkan ayat ini di surat A. Dan surat al-Anfal termasuk surat yang awal-awal turun di Madinah. Sementara surat at-Taubah adalah surat yang akhir turun. Sementara pembahasan di surat at-Taubah mirip dengan yang ada di surat al-Anfal. Aku menduga, surat at-Taubah masih bagian dari surat al-Anfal. Hingga Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam wafat, beliau tidak menjelaskan kepada kami kalau itu bagian dari al-Anfal.
Karena itulah, saya urutkan keduanya dan saya tidak menuliskan basmalah di antara keduanya, lalu aku letakkan di deretan tujuh surat yang panjang. (HR. Abu Daud 786 & Turmudzi 3366).
Di awal surat at-Taubah berisi pengumuman permusuhan antara Allah dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam dengan orang-orang musyrikin. Karena itu, surat at-Taubah sering disebut surat Baraah (permusuhan).
Demikian pula, surat ini isinya mempermalukan orang-orang munafik. Hingga Ibnu Abbas menyebutnya dengan surat al-Fadhihah (Yang mempermalukan). Karena itulah, ketika Muhammad al-Hanifiyah putra Ali bin bin Thalib ditanya mengapa dalam surat at-Taubah tidak diawali dengan basmalah.
Beliau menjawab, Sesungguhnya surat Baraah turun membawa pedang. Sementara bismillahirrahmanirrahim adalah lambang keamanan. (Zadul Masir, 3/144). Wallahu alam.
- Ragam22 jam lalu
Lesti Kejora Raih Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Usai Berjuang Selama 6 Tahun
- Nasional16 jam lalu
KPK Geledah Bank Indonesia Terkait Dugaan Korupsi Dana CSR
- Ragam18 jam lalu
“Keajaiban Air Mata Wanita”, Film Inspiratif tentang Perjuangan Seorang Ibu, Tayang Januari 2025
- Olahraga21 jam lalu
Shin Tae-yong Kritik Jadwal ASEAN Cup 2024: “Kelelahan Pemain Mengkhawatirkan”
- POLITIK12 jam lalu
Dipecat PDIP, Gibran Fokus Bantu Presiden Prabowo
- Olahraga17 jam lalu
Jakarta LavAni Resmi Gaet Taylor Sander, Tambah Kekuatan untuk Proliga 2025
- Nasional10 jam lalu
Komisi I DPR Cermati Usulan UU Batas Usia Akses Media Sosial
- POLITIK15 jam lalu
DKPP Jatuhkan Sanksi Peringatan Keras ke Ketua KPU RI dan Anggota KPU RI