Berita
Sebelum Maju Pilwalkot Solo, Pendiri PAN Sarankan Gibran Perbanyak Belajar
AKTUALITAS.ID -Politikus Senior Partai Amanat Nasional (PAN) Abdilah Toha menilai Gibran Rakabuming Raka belum siap maju menjadi calon Wali Kota Solo. Menurutnya, putra sulung Presiden Joko Widodo itu masih minim pengalaman untuk menjadi kepala daerah. “Ya mungkin orang luar lihatnya begitu ya, tapi memang ini menjadi pertanyaan buat banyak pihak. Buat saya pendapat pribadi khususnya […]
AKTUALITAS.ID -Politikus Senior Partai Amanat Nasional (PAN) Abdilah Toha menilai Gibran Rakabuming Raka belum siap maju menjadi calon Wali Kota Solo. Menurutnya, putra sulung Presiden Joko Widodo itu masih minim pengalaman untuk menjadi kepala daerah.
“Ya mungkin orang luar lihatnya begitu ya, tapi memang ini menjadi pertanyaan buat banyak pihak. Buat saya pendapat pribadi khususnya buat anak Jokowi ya masih sangat muda dan masih belum punya pengalaman yang cukup lah,” katanya saat ditemui di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (18/1/2020).
Dia menyarankan Gibran untuk belajar lebih banyak lagi seperti menjadi anggota DPRD sebelum maju Pilkada tahun ini. Hal ini juga untuk mencegah opini ada ‘tangan’ Jokowi dalam pemenangan Gibran maupun politik dinasti.
“Pertama orang akan berspekulasi jangan-jangan ini orang tuanya nanti ikut campur walaupun belum tentu benar. Jadi bisa merugikan bapaknya dan merugikan dia sendiri kan. Yang kedua bahwa seorang Gibran saya kira itu jauh lebih baik maju sebagai anggota DPRD atau baru mencalonkan, kan belum ada pengalaman apa-apa. Belajar dulu lah,” bebernya.
Abdillah menambahkan, kasus berbeda terjadi kepada putri Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Siti Nur Azizah yang akan maju Pilkada Tangerang Selatan. Menurut dia, Nur Azizah lebih berpengalaman menjadi
“Kalau anak Pak Ma’ruf ini sudah kelihatan lebih senior, saya tidak tahu motivasinya apa tapi di dalam demokrasi bebas aja ya. Saya tidak tahu ini dinasti, karena gini kalau Ketua Umum Partai mengangkat anaknya diganti anaknya ini dinasti, tapi kalau ini (cara seleksi PSI) dipilih oleh rakyat. Jadi tidak bisa disebut pembangunan sebuah dinasti. Kira-kira begitu ya,” tandas dia.
-
NASIONAL01/12/2025 12:00 WIBKorban Meninggal Banjir di Sumut, Sumbar, dan Aceh Mencapai 442 Jiwa
-
NASIONAL01/12/2025 06:00 WIBUsut Viral Kayu Gelondongan di Banjir Sumatera, Komisi IV DPR Panggil Kemenhut
-
RAGAM01/12/2025 01:00 WIBDua Penghargaan BRICS Award 2025 untuk Dua Sastrawan Dunia
-
EKBIS30/11/2025 22:02 WIBJateng Siap Jadi Episentrum ‘Tani Merdeka’, Gerakan Akar Rumput dengan 7.500 Kordes
-
EKBIS01/12/2025 10:30 WIBRupiah Menguat ke Rp 16.655 per Dolar AS pada Awal Pekan
-
JABODETABEK01/12/2025 05:30 WIBWaspada! BMKG Keluarkan Peringatan Dini Hujan Lebat untuk Jabodetabek
-
JABODETABEK30/11/2025 20:00 WIBWagub Rano Bagikan 146 Kartu Layanan Gratis untuk Disabilitas
-
RAGAM30/11/2025 21:00 WIBFilm Agak Laen: Menyala Pantiku! Raup 1,2 Juta Penonton dalam 72 Jam

















