Berita
Perubahan Konstitusi, Parlemen Rusia Setuju Batas Masa Jabatan Presiden Dihapus
Majelis rendah parlemen Rusia (State Duma) memberikan persetujuan definitif dan luar biasa untuk perubahan konstitusi yang memungkinkan Presiden Rusia Vladimir Putin mencalonkan diri kembali sebagai presiden pada 2024 mendatang. Berdasarkan konstitusi yang berlaku saat ini, hal tersebut dilarang. State Duma melakukan pemungutan suara terkait perubahan konstitusi, yang di dalamnya mengatur tentang penghapusan batas masa jabatan […]

Majelis rendah parlemen Rusia (State Duma) memberikan persetujuan definitif dan luar biasa untuk perubahan konstitusi yang memungkinkan Presiden Rusia Vladimir Putin mencalonkan diri kembali sebagai presiden pada 2024 mendatang. Berdasarkan konstitusi yang berlaku saat ini, hal tersebut dilarang.
State Duma melakukan pemungutan suara terkait perubahan konstitusi, yang di dalamnya mengatur tentang penghapusan batas masa jabatan presiden, pada Rabu (11/3/2020). Dari total 450 anggota, 383 di antaranya memberikan dukungan dalam pembacaan ketiga dan terakhir.
Tak ada anggota yang memilih menentang perubahan konstitusi tersebut. Namun 43 anggota abstain dan 24 lainnya tidak hadir. Putin sempat hadir di State Duma pada Selasa (10/3).
Pada kesempatan itu, dia menyetujui perombakan konstitusi yang akan menghilangkan batas masa jabatan presiden di negaranya. “Usulan untuk menghapus pembatasan bagi siapa pun, termasuk presiden yang berkuasa, pada prinsipnya opsi ini akan mungkin. Tapi dengan satu syarat, jika pengadilan konstitusi memberikan putusan resmi bahwa amandemen semacam itu tidak akan bertentangan dengan prinsip dan ketentuan utama konstitusi,” kata Putin.
Dia mengatakan mantan presiden Amerika Serikat (AS) Franklin D. Roosevelt pernah menjabat selama empat periode. Hal itu karena pergolakan yang dialami Washington. Menurut Putin itu adalah contoh mengapa batas masa jabatan presiden terkadang berlebihan.
“Dalam kondisi ketika suatu negara mengalami guncangan dan kesulitan seperti itu, tentu saja stabilitas mungkin lebih penting dan harus menjadi prioritas,” ujar Putin seraya menambahkan bahwa Rusia masih memulihkan diri dari keruntuhan Uni Soviet pada 1991.
Konstitusi Rusia saat ini mengharuskan Putin mundur pada 2024. Hal itu bertepatan dengan berakhirnya masa jabatan presiden kedua dan keempatnya.
Namun jika pengadilan konstitusional merestui amandemen dan didukung dalam pemungutan suara pada April mendatang, Putin dapat menjalani dua periode berikutnya. Masing-masing periode adalah enam tahun.
Jika kesehatannya memungkinkan dan Putin terpilih kembali dalam pemilu, dia bisa menjabat hingga 2036. Saat itu Putin akan berusia 83 tahun. Tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny meyakini Putin akan menjadi presiden seumur hidup. Sementara sekutu Navalny, yakni Ivan Zhdanov, menyebut perombakan yang menghilangkan masa jabatan presiden sama dengan kudeta konstitusi.
-
EKBIS23/04/2025 11:30 WIB
Kabar Baik dari Pasar Energi: Harga Minyak Naik Tajam Setelah Penurunan Stok AS
-
FOTO23/04/2025 16:00 WIB
FOTO: Bakti Sosial IBI Sambut Hari Pekan Imunisasi Dunia
-
EKBIS23/04/2025 09:15 WIB
IHSG Tembus 6.605, Saham MAPA & INDF Jadi Top Gainers
-
EKBIS23/04/2025 08:30 WIB
Pertamina Turunkan Harga BBM Non-Subsidi Mulai Hari Ini, Rabu 23 April 2025
-
EKBIS23/04/2025 10:15 WIB
Kabar Gembira Investor Emas: Harga Antam Melonjak Tajam
-
EKBIS23/04/2025 09:45 WIB
Rupiah Kembali Loyo Ditekan Sentimen Trump Soal The Fed
-
POLITIK23/04/2025 11:00 WIB
Catur Politik Tingkat Tinggi: Prabowo Hadapi “Kudeta Tertutup” Sang Mantan?
-
EKBIS23/04/2025 10:45 WIB
Aset Kripto Menggila! Bitcoin Naik 7%, Dogecoin Melejit 12% Hari Ini