Connect with us

Berita

Jelang Akhir Pekan, IHSG Anjlok ke Level 4.000 Terendah Sejak 2013

AKTUALITAS.ID – Pada perdagangan hari terakhir pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah dengan pelemahan sebesar 1,06%. Artinya dalam lima hari beruntun IHSG dibuka di zona merah. Kemarin (19/3/2020), IHSG ditutup melemah 5,2% ke level 4.105,42 dan menjadi level terendah sejak 29 Agustus 2013. Hanya dalam waktu kurang dari tiga bulan, […]

Aktualitas.id -

AKTUALITAS.ID – Pada perdagangan hari terakhir pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah dengan pelemahan sebesar 1,06%. Artinya dalam lima hari beruntun IHSG dibuka di zona merah.

Kemarin (19/3/2020), IHSG ditutup melemah 5,2% ke level 4.105,42 dan menjadi level terendah sejak 29 Agustus 2013. Hanya dalam waktu kurang dari tiga bulan, IHSG sudah nyungsep dan sentuh titik terendah dalam hampir 7 tahun terakhir.

Asing tak bosan-bosan keluar dari pasar saham RI. Pada perdagangan kemarin saja, asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 636,25 miliar. Jika dihitung dari awal tahun, total net sell yang dilakukan oleh asing di pasar saham RI sudah mencapai Rp 9,45 triliun.

IHSG saat ini dalam kondisi yang bisa dibilang cedera parah. Baru menginjak bulan ketiga tahun 2020, indeks bursa saham RI telah kehilangan nilai kapitalisasi pasarnya sebesar 34,83% (year to date/ytd).

Rontoknya pasar ekuitas Indonesia sah menempatkan IHSG menjadi runner up indeks pasar saham paling buruk di antara kawannya di Asia. Di posisi pertama dengan kinerja terburuk sejak awal tahun dicatatkan oleh bursa saham Filipina yang membukukan koreksi sejak awal tahun hingga 40% lebih (ytd).

Indonesia dan Filipina memang bukan negara dengan kasus infeksi COVID-19 di Asia Tenggara. Namun tingkat kematian akibat infeksi virus ganas tersebut di kedua negara ini merupakan yang paling tinggi di kawasan ASEAN sampai dengan Rabu (17/3/2020).

Bahkan ketika kemarin, Gubernur Bank Indonesia (BI) mengumumkan kembali pemangkasan suku bunga acuan, pasar benar-benar tak merespons stimulus yang diberikan.

Sejak perdagangan dibuka kembali usai trading halt, IHSG masih enggan keluar dari level koreksi 5%. Kemarin, Perry Warjiyo selaku gubernur BI, kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps). Kini BI 7-Day Reverse Repo Rate berada di level 4,75%.

Tak hanya, pasar saham Indonesia saja yang tertekan hebat karena COVID-19. Bursa global juga mengalami nasib serupa. Wall Street sebagai kiblat bursa saham dunia juga tertekan dan bergerak dengan volatilitas tinggi.

Namun tadi pagi Wall Street ditutup dengan penguatan. Hanya saja apresiasi yang dicatatkan pada penutupan tadi pagi tidak sebanding dengan koreksi yang terjadi pada periode perdagangan sebelum-sebelumnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 188,27 poin atau naik nyaris 1%. S&P 500 terangkat 0,5%.Sementara itu pada periode yang sama, indeks Nasdaq Composite mengungguli kinerja kawan-kawannya dengan apresiasi sebesar 2,3%. Hal ini didukung oleh kenaikan harga saham-saham teknologi.

Penguatan Wall Street tadi pagi jadi sinyal positif untuk bursa saham kawasan Asia. Pagi ini mayoritas bursa saham Asia bergerak di zona hijau. Pada 08.46 WIB, indeks China Composite menguat 0,92%, Hang Seng naik 2,02%, JP Topix terangkat 0,97%, KLCI terkerek 2,34%, Straits Times melesat 2,05%, Kospi 2,41% dan TW Weighted Indeks terapresiasi 3,69%.

Penguatan mayoritas bursa saham di kawasan Asia ternyata tak mampu menular ke pasar ekuitas tanah air. IHSG yang sudah lama terpuruk masih saja terus jatuh. pada pukul 09.03 WIB IHSG sudah anjlok 3,66% ke level 3.956.

Mengingat potensi pertambahan jumlah kasus infeksi COVID-19 di dalam dan luar negeri masih besar, maka penguatan yang terjadi hanya akan berlangsung sementara. Musuh utama bagi umat manusia saat ini harus ditumpas terlebih dahulu agar ketakutan di pasar dapat mereda.

TRENDING