Jika Trump Menang Pilpres AS Lagi, Mahahtir Sebut Bencana


Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad . / The Sun Daily.

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, menganggap bencana jika Donald Trump terpilih kembali dalam pemilihan presiden Amerika Serikat November mendatang.

Menurut Mahathir, AS di tangan Trump selama ini telah memperburuk ketegangan dan stabilitas global, terutama terkait persaingan antara Negeri Paman Sam dan China.

“Saya tidak pernah berpikir dia (Trump) akan menang, tetapi ternyata dia menang. Sekarang orang-orang mengatakan masih ada banyak yang akan mendukungnya. Ini akan menjadi bencana,” kata Mahathir saat diwawancarai This Week in Asia pada pekan lalu.

Sementara itu, Mahathir menyatakan dukungannya terhadap rival Trump di pemilu dari Partai Demokrat, Joe Biden. Ia menganggap Biden, mantan wakil presiden AS era Barack Obama, merupakan sosok yang “lebih masuk akal” menjadi seorang pemimpin AS terutama dalam menyikapi masalah rasisme yang kembali mencuat belakangan ini di Amerika.

“Saya tidak tahu apakah dia akan terpilih kembali, tetapi saya berharap Biden akan berbeda dari dia (Trump). Saya mengatakan ke kerabat saya dari AS bahwa saya mendukung Biden (walaupun) saya tidak punya hak memilih,” ujar Mahathir.

Mahathir juga mendukung China yang selama ini disalahkan AS atas pandemi virus corona (Covid-19) yang menyebar ke seluruh dunia. Trump menganggap China harus bertanggung jawab atas pandemi yang telah menular ke lebih dari 7 juta orang di seluruh dunia itu.

Namun, Mahahtir mengakui bahwa China seharusnya bisa menangani situasi dan penyebaran virus corona lebih baik lagi di awal penyebaran.

Meski mengakui negaranya tidak memiliki sistem politik yang sempurna, Mahathir merasa bingung melihat Gedung Putih di bawah kepemimpinan Trump.

“Anda tahu kan, dia (Trump) memecat semua staf yang tidak sejalan dengannya. Kedengarannya sikap itu seperti negara Dunia Ketiga. Di Malaysia mungkin kita melakukan hal itu, kita tidak suka staf lalu memecatnya. Tapi ini Amerika, sangat, sangat liberal dan toleran. Tetapi hal-hal seperti itu terjadi,” kata dia seperti dilansir The South China Morning Post.

Terkait demonstrasi anti-rasisme yang tengah berlangsung di AS, Mahathir mengatakan ia terkejut ketika Trump pada pekan lalu menganggap salah satu pedemo lansia yang terluka parah setelah didorong polisi merupakan penyabotase yang terkait dengan gerakan protes sayap kiri, Antifa.

Trump juga menganggap pria 75 tahun bernama Martin Gugino itu berpura-pura terluka.

“Bagaimana Anda bisa mengatakan hal itu? Anda harus memiliki bukti yang jelas. Apakah (Gugino) benar-benar berpura-pura atau apakah yang sebenarnya terjadi? Seluruh media mengatakan insiden itu benar-benar nyata,” kata Mahathir.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>