Berita
Usai Temukan Kasus Bubonic, China Tutup Tempat Wisata
Pihak berwenang China menutup sejumlah tempat wisata di bagian utara negara dekat perbatasan Mongolia setelah menemukan sejumlah kasus bubonic atau pes di daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Lima situs wisata pemandangan padang rumput di Bayannur, Mongolia Dalam di utara China ditutup setelah pihak berwenang mengonfirmasi empat pasien bubonic di daerah tersebut. Otoritas setempat bahkan […]
Pihak berwenang China menutup sejumlah tempat wisata di bagian utara negara dekat perbatasan Mongolia setelah menemukan sejumlah kasus bubonic atau pes di daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Lima situs wisata pemandangan padang rumput di Bayannur, Mongolia Dalam di utara China ditutup setelah pihak berwenang mengonfirmasi empat pasien bubonic di daerah tersebut.
Otoritas setempat bahkan “sangat melarang warga memasuki daerah yang terkena dampak wabah dan mengunjungi wilayah sekitarnya.”
Dilansir dari CNN, pemerintah China di wilayah Mongolia Dalam juga memperketat aturan di beberapa objek pariwisata lainnya. Para pengunjung dilarang memberi makan dan menyentuh hewan liar.
Pemerintah daerah juga tengah berupaya mengurangi populasi tikus, marmut, dan kutu yang diyakini membawa wabah bubonic tersebut.
Kasus bubonic pertama kali dikonfirmasi setelah seorang peternak di Bayunnar dinyatakan positif terjangkit wabah tersebut.
Wabah bubonic juga dilaporkan menyerang seorang anak berusia 15 tahun di kota tersebut. Media lokal China melaporkan bocah tersebut mengalami demam setelah makan marmut yang diburu oleh seekor anjing.
Sementara itu, dua pasien wabah bubonic lainnya terdapat di provinsi Khovd. Kedua pasien itu disebut bersaudara dan mengidap wabah bubonic setelah memakan daging marmut.
Sebanyak 146 orang yang melakukan kontak dengan kedua saudara itu telah dikarantina sementara waktu untuk mencegah penularan.
Tak lama setelah penemuan kasus-kasus itu, pihak berwenang menempatkan Bayannur dalam status siaga 3 pencegahan wabah.
Dikutip CNN, wabah bubonic disebabkan oleh bakteri dan ditularkan melalui gigitan kutu dan hewan yang terinfeksi.
Wabah ini diketahui pernah menyebabkan pandemi paling mematikan dalam sejarah manusia yakni fenomena Black Death, di mana 50 juta orang di Eropa meninggal karena terjangkit bubonic sekitar abad pertengahan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan saat ini masih terus memantau perkembangan kemunculan wabah bubonic ini di China dan Mongolia.
Wabah bubonic kembali muncul di China ketika negara tersebut dan dunia masih dihantui penularan virus corona (Covid-19) yang menyebar sejak Desember lalu dari Kota Wuhan.
Sementara itu, kemunculan wabah bubonic ini turut memicu negara tetangga China seperti Rusia ikut waspada dan mengimbau warganya yang tinggal di dekat perbatasan Negeri Tirai Bambu dan Mongolia untuk tidak berburu atau memakan daging marmut dan tikus.
-
RIAU05/12/2025 17:00 WIBPolda Riau Kirim Bantuan Gelombang Keempat untuk Penanganan Bencana di Sumatera, 3.459 Alat Kerja dikirim ke Aceh dan Sumbar
-
EKBIS06/12/2025 09:30 WIBDaftar Harga Emas Antam 6 Desember 2025 per Gram dan Pecahan Lengkap
-
NUSANTARA05/12/2025 23:00 WIBMobil Travel Terguling di Bali, 13 Wisatawan China Terluka
-
JABODETABEK06/12/2025 05:30 WIBCuaca Jakarta Akhir Pekan: Hujan Merata di Selatan hingga Utara
-
NASIONAL05/12/2025 19:00 WIBDarurat Narkoba, DPR Minta Pemerintah Tak Ragu Eksekusi Bandar
-
OASE06/12/2025 05:00 WIBMakna Surat An-Najm dan Hubungannya dengan Peristiwa Mi’raj Nabi Muhammad SAW
-
OTOTEK05/12/2025 15:30 WIBMotul Jangkau Konsumen Pengguna Alfagift
-
JABODETABEK05/12/2025 22:02 WIBBanjir Rob Masih Genangi Pluit, Aktivitas Warga Terganggu

















