Berita
Menkeu Sri Mulyani Ramal Laju Ekonomi RI RI 2021 Masih Terjangkit Corona
AKTUALITAS.ID – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melihat laju perekonomian nasional masih akan ‘terjangkit’ pandemi virus corona pada 2021, meski pengadaan vaksin digencarkan. Sebab, pengadaan vaksin tidak bisa dilakukan secara merata. “Tahun 2021 kita tetap sama (ekonomi tertekan corona) karena ternyata sampai akhir tahun walau ada upaya penemuan vaksin itu tidak akan terjadi secara serentak […]
AKTUALITAS.ID – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melihat laju perekonomian nasional masih akan ‘terjangkit’ pandemi virus corona pada 2021, meski pengadaan vaksin digencarkan. Sebab, pengadaan vaksin tidak bisa dilakukan secara merata.
“Tahun 2021 kita tetap sama (ekonomi tertekan corona) karena ternyata sampai akhir tahun walau ada upaya penemuan vaksin itu tidak akan terjadi secara serentak dan cepat pada awal 2021,” kata Ani, sapaan akrabnya, di acara Simposium Nasional Keuangan Negara (SNKN) 2020, Rabu (4/11).
Menurut bendahara negara, dari hasil perhitungan para epidemiolog, Indonesia butuh vaksin yang tak sedikit pula. Estimasinya, jumlah vaksin harus setara 60 persen sampai 70 persen vaksin dari total populasi masyarakat.
“Kalau di Indonesia berarti butuh berapa ratus juta masyarakat (untuk divaksin) untuk bisa bertahan dari pandemi ini,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya, pertumbuhan masih akan dibayangi dampak tekanan ekonomi akibat corona karena belum ada vaksin yang benar-benar dinyatakan ampuh. Bahkan, masih banyak vaksin yang pada tahap uji coba.
“Tahun 2021 kita mash akan menghadapi pandemi ini, meskipun mungkin pengobatan vaksinnya sudah mulai muncul karena sekarang lebih dari 25 jenis vaksin yang sedang dicoba,” ucapnya.
Di sisi lain, ancaman ekonomi terbebani corona masih terlihat dari risiko gelombang kedua pandemi di beberapa negara di dunia. Bahkan, saat ini beberapa negara mempertimbangkan untuk mengunci lagi alias lockdown negara mereka untuk memutus penyebaran virus.
“AS, Prancis, Jerman, Inggris, Italia, Spanyol, semua sedang menghadapi gelombang kedua dan gelombang kedua jauh lebih rumah karena rakyatnya mungkin sudah pada mulai tidak sabar. Mereka sudah tidak mau lagi menutup usahanya sehingga ini menyebabkan tekanan ekonomi, sosial, keuangan secara bersamaan, juga tentu masalah politik,” pungkasnya.
-
FOTO17/11/2025 08:31 WIBFOTO: Aksi Seniman Jalanan Dukung Produk UMKM Konveksi
-
OLAHRAGA17/11/2025 14:00 WIBKalahkan Jepang 0-1 Tim Sepak Bola CP Indonesia Melaju ke Semifinal
-
EKBIS17/11/2025 09:30 WIBIHSG dan LQ45 Kompak Menguat Pagi Ini (17/11), Investor Uji Resisten 8.400
-
NASIONAL17/11/2025 10:00 WIBMKMK Pertanyakan Laporan Ijazah Palsu Arsul Sani ke Bareskrim Polri
-
NASIONAL17/11/2025 11:15 WIBWakil Ketua DPR RI: Sebut Program MBG Tak Perlu Ahli Gizi
-
NASIONAL17/11/2025 07:00 WIBGuru Besar HTN: Lembaga Negara Semakin Tidak Patuh pada Putusan MK
-
JABODETABEK17/11/2025 05:30 WIBCuaca DKI Jakarta 17 November 2025: Hujan Sedang dan Petir di Beberapa Wilayah
-
OASE17/11/2025 05:00 WIBSurat Al Ankabut: Menguatkan Iman dan Tawakal dalam Menghadapi Tantangan

















