Berita
Saat Latihan Maritim, AS Izinkan Militer Lukai Mamalia Laut
Badan federal Amerika Serikat National Marine Fisheries Service (NMFS) mengizinkan Angkatan Laut mengganggu, membahayakan, bahkan dalam beberapa kasus membunuh mamalia laut saat menggelar latihan dan kegiatan lainnya di lepas pantai. Izin itu tertuang dalam aturan mengenai hak angkatan laut yang kembali diperbarui NMFS untuk tujuh tahun ke depan. Izin itu berlaku dari garis pantai Pasifik, […]
Badan federal Amerika Serikat National Marine Fisheries Service (NMFS) mengizinkan Angkatan Laut mengganggu, membahayakan, bahkan dalam beberapa kasus membunuh mamalia laut saat menggelar latihan dan kegiatan lainnya di lepas pantai.
Izin itu tertuang dalam aturan mengenai hak angkatan laut yang kembali diperbarui NMFS untuk tujuh tahun ke depan. Izin itu berlaku dari garis pantai Pasifik, California sampai Alaska.
Menurut NMFS, kegiatan pelatihan Angkatan Laut AS memenuhi syarat sebagai kegiatan mempersiapkan kesiagaan militer sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Mamalia Laut AS.
Selama ini, latihan maritim Angkatan Laut AS kerap menggunakan sonar dan meledakkan bom di laut seberat lebih dari 450 kilogram.
Aktivitas semacam itu dapat membunuh, mengganggu, dan melukai mamalia yang ada di laut, termasuk populasi paus pembunuh Orca yang sangat sensitif terhadap kebisingan.
NMFS akan menganggap “insiden kecelakaan” saat ada aktivitas militer AS yang mempengaruhi mamalia laut.
Insiden kecelakaan ini dapat berupa apa saja mulai dari perilaku yang mengganggu, melukai, hingga berakibat kematian hewan sekalipun.
Selain memperbarui izin tersebut, jumlah binatang yang masuk dalam aturan itu juga bertambah sampai 30 spesies mamalia laut yang memiliki populasi hingga ratusan ribu seperti paus, lumba-lumba, dan anjing laut.
NMFS mengaku telah meminta pendapat publik sebelum membuat keputusan akhir terkait aturan ini. Beberapa organisasi dan warga menuntut lebih banyak tindakan mitigasi agar perusakan hingga kematian mamalia laut akibat aktivitas militer bisa diminimalisir.
Lihat juga: Trump Tarik Pasukan, Kedubes AS di Irak Dihantam Roket
Menurut Direktur Marine Mammal Protection Project at the Natural Resources Defense Council (NRDC), Michael Jasny, tidak ada perubahan berarti soal langkah mitigasi perlindungan mamalia laut dalam aturan tersebut.
Di sisi lain, populasi hewan laut di perairan AS terus berkurang. Dikutip CBC, peneliti memperkirakan hanya ada 74 paus pembunuh Orca yang tersisa.
“Ini sangat mengganggu. Lembaga itu (NMFS) tidak pernah menemukan bahwa dampaknya akan lebih besar dari yang diperkirakan. Tidak pernah ada temuan soal itu,” kata Jasny.
-
RIAU17/11/2025 22:02 WIBPolres Pelalawan Ungkap Sindikat BNN Gadungan Pemeras PNS, Tiga Pelaku Ditangkap
-
NASIONAL17/11/2025 11:15 WIBWakil Ketua DPR RI: Sebut Program MBG Tak Perlu Ahli Gizi
-
OLAHRAGA17/11/2025 14:00 WIBKalahkan Jepang 0-1 Tim Sepak Bola CP Indonesia Melaju ke Semifinal
-
RIAU17/11/2025 19:45 WIBPolda Riau Gelar Operasi Zebra Lancang Kuning 2025, Tekankan Edukasi, Keselamatan, dan Green Policing Jelang Operasi Lilin
-
NASIONAL17/11/2025 10:00 WIBMKMK Pertanyakan Laporan Ijazah Palsu Arsul Sani ke Bareskrim Polri
-
EKBIS17/11/2025 09:30 WIBIHSG dan LQ45 Kompak Menguat Pagi Ini (17/11), Investor Uji Resisten 8.400
-
EKBIS17/11/2025 10:30 WIBNilai Tukar Rupiah Awal Pekan: Dibuka Melemah 0,06% ke Rp 16.700 per Dolar AS
-
OLAHRAGA17/11/2025 21:00 WIBHaaland Lega Antar Norwegia Akhiri Penantian 28 Tahun ke Piala Dunia 2026

















